Di Saat Kita Lagi Sakit Ada yang Membutuhkan Pertolongan
Apa Yang Harus Dilakukan?
Toleransi atau hidup tengang menengang dalam kondisi yang aman dan nyaman tentu saja sama sekali tidak ada masalah. Saling sapa saling berkunjung dan saling berbagi oleh oleh dengan sesama tetangga walaupun beda suku dan beda agama sangat menyenangkan.
Tetapi hidup itu tidaklah selalu seindah dalam kisah sinetron dan juga tidak persis seperti harapan kita. Terkadang dihadapkan pada situasi dan kondisi yang merupakan ujian bagi kita, sejauh mana kita memahami arti dan makna dari toleransi.
Suatu hari, sewaktu masih tinggal di Wisma Indah di Padang, kami baru pulang dari luar kota saat sudah larut malam. Dan seperti biasanya saya selalu mengemudikan kendaraan karena tidak mau mempercayakan keselamatan keluarga kepada orang lain. Mungkin kecapaian, malam itu saya demam sementara diluar hujan.
Tetiba saya tersentak karena ada bunyi ketukan pada pintu rumah kami, bahkan kalau boleh saya sebutkan "gedoran". Mungkin ada yang emergensi, sedangkan hari hujan sehingga ketukan pada pintu tidak terdengar.
Biasanya saya yang bangun bila ada yang mengetuk pintu dimalam hari. Tetapi karena saya lagi demam, maka isteri saya yang berdiri menuju ke pintu.
Saya pesan kalau tidak kenal siapa yang mengetuk, jangan buka pintu. Dan isteri saya mengiyakan. Selang beberapa saat isteri saya masuk kembali ke kamar dan bilang "Koko, yang mengetuk pintu adalah bu Mar tetangga kita, katanya puterinya mau melahirkan, sedangkan suaminya masih diluar kota. Sudah jam 2 .00 malam, taksi tidak ada yang mau datang. Koko kan demam, gimana baiknya?"
Saya terdiam sesaat. Saya memang demam, tapi tidak sakit parah dan yakin masih mampu mengemudikan kendaran. Ada wanita yang tengah malam mengetuk pintu rumah kami dan minta tolong, kalau bukan hal yang sangat penting tentu ibu Mar tidak akan mengetuk pintu rumah kami ditengah malam buta. Karena selama ini hubungan kami sangat baik.
Dan kini disaat bu Mar membutuhkan bantuan, kalau saya menolak terus orang yang mau melahirkan, mana mungkin disuruh menahan hingga esok hari? Akhirnya saya bilang ke isteri "Tolong kasih tahu bu Mar, sebentar kita antarkan ke klinik bersalin"
Bersyukur kepada Tuhan, putri bu Mar melahirkan bayi perempuan dalam keadaan selamat dan tak kurang suatu apapun. Kelak ketika suaminya pulang, khusus datang kerumah kami untuk mengucapkan terima kasih .
Bukan Pamer Kebaikan
Tulisan ini sama sekali tidak bermaksud mendapatkan puji pujian sebagai orang baik. Karena dalam perjalanan hidup ini saya sudah puas merasakan berbagai penderitaan dan juga beragam sanjungan. Kata orang, saya sudah mereguk madu dan cuka, serta empedu dalam hidup ini. Tulisan ini hanya sekedar berbagi,bagaimana kami mengaplikasikan hidup bertoleransi secara tulus
Tjiptadinata Effendi