Memaafkan Itu Melegakan
Bertahun tahun Kemudian
Sewaktu kami sudah pindah ke Jakarta, suatu waktu dapat kiriman email, dari Dedi (bukan nama sebenarnya) orang yang pernah saya pinjamkan sejumlah uang, tapi tidak pernah kembali lagi. Intinya, dirinya sedang dalam sakit parah dan ada beban batin yang membebani,yakni bahwa dirinyalah yang telah melonggarkan roda kendaraan saya.
Dengan pemikiran, bila terjadi kecelakaan dan saya tewas, maka uang yang saya pinjamkan tanpa pamrih apapun dalam jumlah yang lumayan besar,tidak perlu lagi dibayarnya. Tetapi entah karena tekanan batin, rasa bersalah menghantui dirinya, walaupun saya selamat dari kematian
Rasa tidak percaya saya bahwa Dedi yang sudah saya tolong dengan meminjamkan modal usaha tanpa bunga dan tanpa bagi hasil. tega merencanakan kematian kami sekeluarga, hanya agar tidak perlu lagi mengembalikan uang yang dipinjam. Tetapi,saya memilih untuk memaafkannya. Berkali kali Dedy mengucapkan terima kasih kepada saya. Selang seminggu kemudian dapat kaba duka dari anaknya, bahwa pak Dedi telah dipanggil Tuhan dalam ketenangan.
Ternyata setelah mampu memaafkan Dedi dengan setulus hati, sungguh saya merasakan kelegaan dan kedamaian di dalam hati
Tjiptadinata Effendi