Saat Lapar Ubi Rebus Terasa Sangat Nikmat
" Saya harus jualan bu" jawab saya singkat. Kemudian saya berusaha untuk tidur. Tubuh panas dingin. Kepala sakit luar biasa. Mungkin akibat akumulasi kecapaian dan kurang tidur.
Entah saya tertidur atau pingsan ,saya sungguh tidak tahu
Tetiba, terasa ada yang mengoyangkan tubuh saya. Saya terbangun. Ternyata dibangunkan oleh bu Halimah.
" Sudah sampai di Padang bu?" Tanya saya antara sadar dan tidak.
"Belum Nak, Masih jauh lagi. Tadi semua penumpang turun , untuk berbuka Puasa. Tapi menyaksikan anak demam,ibu tidak tega.membangunkan
Nak, tadi waktu berhenti,ibu sempat beli 2 bungkus ubi rebus Masih hangat,nih dimakan ya” sambil menyodorkan bungkusan berisi ubi rebus.
Saya mengucapkan terima kasih dan menerima dengan perasaan galau,karena memang saya sangat lapar.
Makan ubi rebus hangat hangat dalam kondisi perut lapar, ternyata nikmatnya luar biasa…
Tetiba saya ingat, bahwa kondisi bu Halimah tidak lebih baik dibandingkan dengan saya.
Maka saya mengeluarkan satu lembar uang kertas dari dompet dan saya sodorkan dengan sopan, sambil berkata:” Maaf bu, ini sekedar uang untuk pengganti beli ubi tadi”