Topik Irawan
Topik Irawan Full Time Blogger

Full Time Blogger

Selanjutnya

Tutup

TRADISI Pilihan

Bermain dengan Bermandikan Cahaya Bulan, Nostalgia Tak Terlupa Saat Ramadan

2 April 2023   10:31 Diperbarui: 2 April 2023   10:52 1539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bermain dengan Bermandikan Cahaya Bulan, Nostalgia Tak Terlupa Saat Ramadan
Masjid Nurul Huda sebelum direnovasi, disinilah sentra kegiatan Ramadan Desa Rajawetan(dokpri)

Papais monyong biasanya hadir saat sesi
Papais monyong biasanya hadir saat sesi"ngawedang(dokpri)


Papais geplek dengan varian rasa gurih, bila digigit bersamaan dengan rengginang atau raginang kami menyebutnya, memberikan nuansa kenyal,gurih dan kriuk dalam satu gigitan. Rasanya bikin kangen lho.

Selain itu patut di coba Papais Monyong, kue tradisional khas Kuningan berbentuk segitiga, dengan isian enten yang terbuat dari parutan kelapa dan gula merah. Sesi tetenong dan kue kue tradisional yang menyertainya menjadi nostalgia Ramadan saat di kampung.

Main Roket dengan Mercon Hantu


Tak afdol bila membincang nostalgia Ramadan waktu kecil, kalau tidak bercerita tentang serunya main mercon atau petasan.Ada beragam mercon yang bisa dimainkan, ada mercon banting, berbentuk bulat seperti baso, cukup dibanting maka letusan pun terjadi.Ada juga mercon cabe rawit yang bentuknya kecil ramping dengan sumbu diatasnya.


Namun ada bentuk mercon yang paling di ingat penulis, yakni mercon hantu, bentuknya berupa lidi, gumpalan kertas dan sumbu di bawahnya, bila di nyalakan, mercon ini akan terbang dan meledak di udara, suara mercon hantu ibarat roket yang sedang di luncurkan, melawan gravitasi bumi.Membumbung terbang dengan percikan api, lalu letusannya membentuk kembang api.

Saat itu belum ada larangan bermain petasan. Jika Ramadan tiba, banyak sekali yang mendulang peruntungan dengan menjual petasan. Konon dai kondang, Aa Gym pernah menjual petasan saat bulan puasa. Agak nyerempet bahaya sih bila bermain petasan, nostalgia petasan hantu serasa melekat, rasanya baru kemarin memainkannya.

Bulan puasa juga tak lengkap bila tak menjajal meriam bambu, kalau ini sih bikin sendiri, bambu dipotong dengan ukuran tertentu, di lubangi bagian dalamnya. Bagian atas bambu juga di lubangi untuk memasukan karbit. Dentuman meriam bambu lumayan keras, saat itu asyik asyik saja bermain.Sepotong kenangan tentang meriam bambu menjadi memori indah menikmati bulan puasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun