Bermain dengan Bermandikan Cahaya Bulan, Nostalgia Tak Terlupa Saat Ramadan
Papais geplek dengan varian rasa gurih, bila digigit bersamaan dengan rengginang atau raginang kami menyebutnya, memberikan nuansa kenyal,gurih dan kriuk dalam satu gigitan. Rasanya bikin kangen lho.
Selain itu patut di coba Papais Monyong, kue tradisional khas Kuningan berbentuk segitiga, dengan isian enten yang terbuat dari parutan kelapa dan gula merah. Sesi tetenong dan kue kue tradisional yang menyertainya menjadi nostalgia Ramadan saat di kampung.
Main Roket dengan Mercon Hantu
Tak afdol bila membincang nostalgia Ramadan waktu kecil, kalau tidak bercerita tentang serunya main mercon atau petasan.Ada beragam mercon yang bisa dimainkan, ada mercon banting, berbentuk bulat seperti baso, cukup dibanting maka letusan pun terjadi.Ada juga mercon cabe rawit yang bentuknya kecil ramping dengan sumbu diatasnya.
Namun ada bentuk mercon yang paling di ingat penulis, yakni mercon hantu, bentuknya berupa lidi, gumpalan kertas dan sumbu di bawahnya, bila di nyalakan, mercon ini akan terbang dan meledak di udara, suara mercon hantu ibarat roket yang sedang di luncurkan, melawan gravitasi bumi.Membumbung terbang dengan percikan api, lalu letusannya membentuk kembang api.
Saat itu belum ada larangan bermain petasan. Jika Ramadan tiba, banyak sekali yang mendulang peruntungan dengan menjual petasan. Konon dai kondang, Aa Gym pernah menjual petasan saat bulan puasa. Agak nyerempet bahaya sih bila bermain petasan, nostalgia petasan hantu serasa melekat, rasanya baru kemarin memainkannya.
Bulan puasa juga tak lengkap bila tak menjajal meriam bambu, kalau ini sih bikin sendiri, bambu dipotong dengan ukuran tertentu, di lubangi bagian dalamnya. Bagian atas bambu juga di lubangi untuk memasukan karbit. Dentuman meriam bambu lumayan keras, saat itu asyik asyik saja bermain.Sepotong kenangan tentang meriam bambu menjadi memori indah menikmati bulan puasa.