Puasa Kok Ngantukan
Apa kabar mereka yang hingga saat ini masih beribadah puasa, memasuki hari ke lima beras, puasanya lancar? Atau sudah ada yang batal. Semoga kita semua dilancarkan puasanya hingga ujung bulan Ramadan. Satu hal yang mungkin dirasakan oleh orang yang berpuasa adalah kerap diserang oleh rasa kantuk yang mendera.
Jika di luar bulan Ramadan, ketika kantuk hadir, solusi instan adalah dengan ngopi biar melek, karena puasa, tentu saja ngopi malah jadi membatalkan puasa. Ternyata rasa ngantuk itu dikarenakan penurunan kadar gula di dalam tubuh.
Berkurangnya makanan yang masuk ke dalam tubuh dalam jangka waktu yang cukup lama, sehingga menjadi mengantuk. Mengisi hari hari puasa dengan kegiatan bernilai pahala,membutuhkan badan yang sehat dan fit, alih alih bertilawah untuk khatam Al Quran, eh malah mendengkur di pojokan karena mengantuk.
Bulan puasa juga membuat ritme tidur otomatis berubah, waktu dini hari di bulan lain terlelap, namun di bulan Ramadan terbangun karena menyantap sahur. Namun rasa ngantuk bukan menjadi alasan untuk bermalas malasan. Apalagi malah disandingkan dengan hadist "Tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah."
Ternyata hadist yang diriwayatkan al Baihaqi di Syu'ab al-Iman, derajat hadistnya lemah. Sebisa mungkin mempunyai kualitas baik ketika berpuasa, tetap beraktifitas seperti biasa,sehat dan fit meski di bulan Ramadan. Bukan mencari alasan karena puasa jadi bermalas malasan. Bisa kok tetap energik meski berpuasa, badan fit dan sehat, pikiran pun jadi tenang.
Ada beberapa kiat agar kita mampu menjalani ibadah puasa hingga tuntas, kerjaan kelar, ibadah pun lancar.Ingat lho ketika Indonesia Merdeka di 17 Agustus 1945, suasananya di bulan Ramadan, andai saja Soekarno-Hatta, kaum pemuda dan juga founding father ogah ogahan, kebayang nggak sih negara kita akan jadi apa. Yuk menikmati puasa seraya tetap sehat dan fit.
Mengatur Ritme Tidur Malam dan Siang
Ketika tidur maka sel di dalam tubuh akan beregenerasi. National Sleep Foundation memberikan rekomendasi tidur bagi masing masing kelompok umur, sehingga bayi yang baru lahir dengan balita, kebutuhannya bisa berbeda. Pada umumnya kelompok orang dewasa(26-64 tahun), disarankan tidur antara 7-9 jam setiap hari.
Bagaimana Islam memandang waktu tidur?Bila merujuk yang dilakukan Rasulullah ketika tidur. Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam biasa tidur, pada awal malam dan bangun pada akhir malam, lalu shalat." (HR. Bukhari Muslim).
Selain itu disiang hari pun di sunahkan untuk tidur, di sebut sebagai Qailulah-lah, istirahat siang dianjurkan sebelum atau sesudah sholat Dzuhur. Rehat sejenak ketika siang hari menjadi waktu penting, setelah beraktifitas, alangkah baiknya mengendurkan otot otot, merelaksasi tubuh.