Tinggal di Bekasi Timur, Pelajar masbuk, dalam upaya meninggalkan dunia hitam penghitung dan penikmat riba, Relawan Literasi Kota Bekasi
Amat Membantu Imat Mengepel Musola
Itu semua juga dibutuhkan karena membangun kebiasaan baik pasti akan menemukan hambatan dan rintangan. Tak bisa lolos dan lulus dengan mudah.
Ibadah-ibadah dalam bulan Ramadhan bisa dipandang sebagai pembiasaan perbuatan baik. Makanya mengerjakan ibadah-ibadah Ramadhan perlu kesabaran, ketekunan dan tekad yang kuat. Tanpa itu, bisa-bisa gagal di tahap awal seperti Amat yang gagal Tarawih hari, eh, malam pertama hanya karena masjid yang ditujunya penuh, meluber jamaahnya sampai Amat tidak kebagian tempat.
Ketika Om Jay (Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd.) mengajarkan untuk "Menulislah Setiap Hari...", maka itu pun bisa dipandang sebagai bentuk pembiasaan, kan? Membiasakan untuk (bisa) menulis. Berarti juga perlu kesabaran, ketekunan dan tekad kuat untuk melakukannya.
Saya sedang dan terus berusaha melakukannya.
Lalu, bagaimana dengan Amat? Apakah dia akan melanjutkan upaya membangun kebiasaan baik? Apakah Amat akhirnya akan menjadi rajin seperti Imat?
Tto
(Saya juga bertanya-tanya...)