Menulis untuk Bahagia. Penikmat buku, kopi, dan kehidupan. Senang hidup nomaden: saat ini sudah tinggal di 7 kota, merapah di 5 negara. Biasanya lari dan bersepeda. Running my blog at pinterim.com
Alasan Mengapa "Maha Kasih" Sabyan adalah Lagu Paling Cocok untuk Ramadan Kali Ini
Ya robbana ya rohman
Ya Allah ya Allah
Ya robbana ya rohim
Ya Allah ya AllahMaaf kami telah lupa
Hati tertutup dosa
Keangkuhan ku rasa
Melupakan pencipta
Itulah petikan reffrain lagu Maha Kasih karya terbaru Sabyan. Lagu ini dirilis dua hari tepat sebelum ramadan tahun ini. Tanggal pastinya 11 April 2021 hari Ahad. Susah dielakkan bahwa lagu ini sengaja dirilis dalam rangka menyambut Ramadan. Maka, khasanah permusikan Anda mau tidak mau harus memasukkan lagi ini ke dalam list 'lagu ramadan'.
Apalagi, tema nuansa dan momentumnya sangat pas. Jadi bukan tanpa alasan jika saya menobatkan lagu ini adalah lagu yang paling cocok dengan ramadan tahun ini: di masa pandemi, orang sedang banyak merenung karena kurangnya aktivitas, mengurangi kerumunan, dan personil bandnya yang masih ramai terkena skandal tidak sedap momentum muhasabah diri.
Setidaknya inilah beberapa alasan penobatan itu.
Nuansa gloomy
Semenit pertama mendengarkan lagu ini, sudah kental nuansa gloomy-sedih-sendu. Begitupun nuansa hingga akhir lagu.
Nuansa ini jelas sangat pas dengan situasi pandemi yang serba gloomy. Semua sudah tidak sama lagi, semua sudah tak 'seceria' semula. Apalagi di awal-awal pandemi ini datang, semua tampak muram, mencekam, dan membuat hati sedih.
Berita korban dan yang terinfeksi yang semakin lama semakin kecil jaraknya di sekitar lingkaran terdekat kita, membuat semua semakin 'berkabut'.
Lirik penuh penyesalan
Masa-masa awal pandemi, nasihat untuk bermuhasabah diri atas apa yang selama ini kita lakukan, menjadi tema utama ceramah-ceramah agama. Segenap manusia kemudian melakukan permenungan mengevaluasi apa yang telah selama ini lakukan. Penyesalah penyanyinya sebagai insan manusia mulai tumbuh tak terperi dengan datangnya ancaman pandemi 'yang mengepung' di sana sini.
Namun Sabyan tetap mengingatkan kita bahwa 'harapan itu masih ada'. Tuhan yang Maha Kasih akan terus senantiasa memberikan nikmat dan karunia kepada hambanya meski kita sering terlupa dengan-Nya.
Easy Listening dan sederhana
Coba Anda dengarkan dua tiga kali, pasti melodi yang dinyanyikan nissa sabyan sudah melekat di benak Anda. Alunan musiknya memang sederhana, satu set diulang-ulang dan tanpa perlu ada variasi yang terlalu lebay.
Memang, di masa pandemi ini, semua harus mulai menjalankan gaya hidup sederhana. Mengurangi kemewahan yan tidak perlu yang menjadikan kita tumpul rasa empati kepada liyan.
Video Klip Representasi Keindahan Tuhan
Pilihan video klip yang fokus mengesplorasi keindahan alam Indonesia dapat dikatakan upaya representasi keindahan Tuhan yang maha kasih dan maha indah. Spot-spot indah gunung (yang saya terka) gunung semeru dan ranu kumbolo tampak sangat cocok untuk menjadi latar video klip lagu ini.
Nuansa sejuk dan damai menjadi setting yang memang dibutuhkan di kala pikiran penat diterpa berbagai gosip tak sedap dan banyak masalah.
Video Klip yang Menerapkan Physical Distancing
Semua personil Sabyan muncul dalam video klip ini, namun ditampilkan secara terpisah meski dalam satu rangkaian cerita utuh. Video klip ini jadi mengingatkan kita meskipun dalam keadaan sedih dan diterpa banyak masalah, protokol kesehatan tetaplah penting ditegakkan. Hehe..
Rangkaian gosip Cerita yang Menjadi Latar Waktu Kemunculan Lagu
Tak pelak, sejak awal tahun ini, gosip dan cerita terkait hubungan sang penyanyi dan sang keybordist ramai menghiasai lini masa. Namun justru hal ini yang menjadikan lagu ini komplit dan disaingi oleh lagu-lagu lainnya untuk menemani ramadan kita.
Lagu lain bisa saja sama-sama mengusung tema religi, sama-sama gloomy, atau sama-sama mengingatkan kita pada karunia Sang Pencipta atas kasih sayang dan nikmatnya. Namun hanya Nissa Sabyan melalui Maha Kasih yang juga menyuguhkan cerita yang bikin gatel mulut-dan jari (kita) netizen untuk ikut berkomentar dan berghibah.
Khusus yang terakhir ini yang menjadi poin utama lagu ini favorit dan pas di kala ramadan: sejauh apa kita bisa menahan diri untuk tetap berprasangka baik dan menahan diri untuk tidak ikutan nyinyir dan membully.
Duh... saya menulis ini termasuk yang tidak mampu manahan diri, gak ya?