Alumni psikologi Unair Surabaya. Ibu lima anak. Tinggal di Bondowoso. Pernah menjadi guru di Pesantren Al Ishlah, konsultan psikologi dan terapis bekam di Bondowoso. Hobi membaca dan menulis dengan konten motivasi Islam, kesehatan dan tanaman serta psikologi terutama psikologi pendidikan dan perkembangan. Juga hobi berkebun seperti alpukat, pisang, jambu kristal, kacang tanah, jagung manis dan aneka jenis buah dan sayur yang lain. Motto: Rumahku Mihrabku Kantorku. Quote: "Sesungguhnya hidup di dunia ini adalah kesibukan untuk memantaskan diri menjadi hamba yang dicintai-Nya".
Ramadan Bulan Menanam
Ramadan Bulan Menanam
Hari ini hari kesepuluh Ramadan. Puteri Ma'e libur berjualan kue. Karena, tidak ada yang mengantarkan kuenya ke pondok pesantren Al-Ishlah. Ma'e juga libur menulis kisah inspiratif. Meskipun demikian, Ma'e berusaha menulis untuk 'Tantangan Menulis Ramadan.' Kali ini Ma'e ingin menulis 'Ramadan Bulan Menanam'.
Ma'e sudah hampir renta. Sudah pensiun menjadi isteri. Karena, Ma'e masih mempunyai tanggungan membiayai anak bungsunya yang mondok maka mau tak mau Ma'e harus bekerja mencari nafkah.
Sebelum masa pandemi Ma'e pernah bekerja menjadi pembantu rumah tangga di rumah tetangganya. Setelah masa pandemi Ma'e tidak lagi bekerja di sana. Sehingga orang mengenalnya sebagai pengangguran. Namun, sejatinya Ma'e bukanlah pengangguran. Sehari-harinya Ma'e tetap bekerja, setidaknya bekerja menanam berbagai benih dan bibit tanaman. Ada jambu kristal, pisang dan alpukat di halaman rumahnya di desa. Pepatah Arab mengatakan bahwa siapa yang menanam maka kelak akan menuai hasilnya alias memanen.
Melalui menanam berbagai benih tanaman Ma'e belajar bersabar. Setiap hari Ma'e harus menyiramnya. Pada waktu-waktu tertentu Ma'e harus memupuknya dan membersihkannya dari gulma atau hama yang mengganggunya. Sehingga berbagai benihbtanamannya dapat tumbuh subur dan dengan izin-Nya Ma'e dapat memanennya.
Pada bulan Ramadan ini Ma'e tidak hanya menanam berbagai bibit tanaman buah tetapi juga berbagai bibit kebaikan agar kelak di akhirat Ma'e menuai hasilnya.
Hal ini menuntut Ma'e untuk belajar bersabar dalam ketaatan. Sehingga Ma'e harus tetap istiqamah berdzikir, bersholawat, beristighfar dan berdoa saat berada di kebun bersama tanaman.
Ketika Adzan berkumandang Ma'e segera meninggalkan pekerjaannya di kebun dan bersegera menunaikan salat wajib. Sehingga benih cinta Ma'e kepada-Nya tumbuh subur.
Ma'e tidsk tahu mana benih tanaman yang akan tumbuh subur dan berbuah lebat sehingga dapat Ma'e panen. Ma'e tak memikirkan apakah bebit yang Ma'e tanam dapat tumbuh sempurna atau justru mati merana. Yang Ma'e lakukan hanyalah bagaimana agar tanaman-tanaman Ma'e salah satunya kurma bisa tumbuh optimal. Mau tak mau Ma'e harus menuntut ilmu tentang tanaman kurma agar Ma'e bisa merawat kurmanya dengan sebaik-baik perlakuan. Kemudian bertawakal. Hasil akhir dari usaha nya menanam Ma'e serahkan kepada-Nya saja.
Dunia ini adalah ladang tempat orang bercocok tanam. Oleh karena itu dpada bulan Ramadan ini Ma'e mengajak dirinya sendiri untuk menabur benih-benih kebaikan sebanyak yang ia mampu.
Dalam menanam benih kebaikan, seseorang harus melakukannya dengan niat untuk meraih rida-Nya semata. Sebab tanpa sebanyak apapun amal kebajikan seseorang tidak akan mengantarkannya masuk surga kecuali dengan rahmat-Nya.
Dalam sebuah hadits sahih Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah seseorang darimu masuk surga karena amalnya. Para sahabat bertanya, Tidak pula engkau ya Rasulullah?" Beliau menjawab,"Ya, tidak pula aku, kecuali aku diliputi Allah dengan rahmat-Nya." (HR Ahmad no. 7167)