Abdisita Sandhyasosi
Abdisita Sandhyasosi Psikolog

Alumni psikologi Unair Surabaya. Ibu lima anak. Tinggal di Bondowoso. Pernah menjadi guru di Pesantren Al Ishlah, konsultan psikologi dan terapis bekam di Bondowoso. Hobi membaca dan menulis dengan konten motivasi Islam, kesehatan dan tanaman serta psikologi terutama psikologi pendidikan dan perkembangan. Juga hobi berkebun seperti alpukat, pisang, jambu kristal, kacang tanah, jagung manis dan aneka jenis buah dan sayur yang lain. Motto: Rumahku Mihrabku Kantorku. Quote: "Sesungguhnya hidup di dunia ini adalah kesibukan untuk memantaskan diri menjadi hamba yang dicintai-Nya".

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Surat Buat Kampung Halamanku

30 April 2023   13:05 Diperbarui: 30 April 2023   13:09 773
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di  atas Rumah Kampung. Dokpri.


Yang Tercinta
Kampung Halamanku
di Surabaya.

Segala puji hanya bagi Allah Azza Wa Jalla.  Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, keluarga, para sahabat dan pengikutnya sampai akhir zaman.

Dear Kampung.
Entah ini sudah lebaran ke berapa aku tidak mengunjungimu. Bukan karena aku tidak merindukanmu, melainkan karena banyak  hal yang membuatku tak bisa mengunjungimu. Karena itu, maafkan aku.

Dear Kampung.
Semenjak  kedua orangtuaku meninggal dunia aku memang enggan mengunjungimu. Jika aku terpaksa mengunjungimu maka beberapa fragmen kehidupan bersama mereka akan muncul di benakku tanpa bisa kucegah  Dan hal itu membuatku sedih karena pikiranku mau tidak mau  melayang ke masa lalu.

Dear Kampung.
Tahun 1970-an saat aku masih  anak-anak, Bapak suka  membacakan buku cerita di depanku. Bukunya  berjudul "Little House on the Prairie". Buku karya Laura Ingalls Wilder  dengan tokoh utama Laura itu membuatku bermimpi  untuk memiliki rumah kecil di areal pertanian. Alhamdulillah sekian puluh tahun kemudian Allah ta'ala  memberiku rumah di  areal pertanian.

Tahun 1980-an saat aku duduk di kelas 2 SMP Negeri 4 Surabaya, Bapak  adalah orang pertama yang memotivasi diriku untuk menulis dengan memberiku hadiah buku diari agar aku menulis setiap hari. Bapak juga sering menyuruhku membaca buku motivasi yang bertajuk "Petunjuk Hidup Tenang" karya Dale Carnegie, buku kesehatan mental karya DR. Zakiyah Darojat dan beberapa majalah psikologi Anda. Sehingga aku bermimpi menjadi psikolog dan sekaligus penulis.

Menjelang kematiannya, Bapak selalu memberiku informasi tentang lomba menulis dan menganjurkan aku untuk mengikutinya. Meskipun aku belum pernah menang  dalam lomba menulis aku  merasa bahagia. Karena dengan sering mengikuti lomba menulis ketrampilanku menulis semakin terasah. Dan hasilnya, beberapa tahun kemudian sebuah penerbit mayor menerbitkan bukuku. "Qodarullah" Ayah sudah meninggal. Semoga ilmu yang beliau berikan kepadaku menjadi jariyahnya. Aamiin Yaa Robbal'alamin.

Ketika Bapak mengalami sakaratulmaut, aku menjaganya sambil membisikkan "talqin" yaitu Laa Ilaha Illa Allah ke telinga Bapak hingga Bapak mengucapkan Laa Ilaha Illa Allah saat hendak menghembuskan nafas terakhirnya pada hari Jumat dini hari. Innalilahi wa Inna ilaihi raji'un. Kami milik Allah dan kepada Nya kami akan kembali.

Dear Kampung.
Setiap aku menginjak rumahku,   bayangan Ibu selalu hadir dalam benakku.
Ibu adalah seorang perempuan terbaik di dunia. Karier sebagai staf administrasi sebuah BUMN yang kala itu sedang berada di puncaknya, Ibu tinggalkan demi merawatku yang lahir prematur. Dan kemudian ketika Bapak di-PHK, Ibu tidak segan-segan bekerja apa saja asal halal agar kami bisa makan. Ibu pernah menjadi tukang cuci baju agar aku dan adik-adikku bisa sekolah. Setelah mengikuti kursus menjahit, Ibu membantu Bapak mencari tambahan penghasilan dengan membuka usaha menjahit dan obras. Sehingga aku bisa kuliah.

Ketika aku sakit parah dan diopname hampir sebulan di RSUD Dr Soetomo Surabaya, Ibu menjagaku siang dan malam sambil mengusahakan biaya pengobatanku yang jumlahnya cukup besar kala itu.

Setelah aku menikah, Ibu selalu memberikan perhatian kepada anak-anakku. Upahnya sebagai admin sebuah badan usaha Ibu berikan untuk keperluan  anak-anakku sehingga anak-anakku tumbuh menjadi anak-anak yang sehat dan cerdas.

Menjelang meninggal dunia, Ibu selalu menyebutku wanita yang sabar. Wanita yang beriman. Sehingga bi'iznillah aku berusaha menjadi wanita yang sabar dan memperbaiki keimanan semampuku.

Ketika Ibu jatuh sakit parah dan dirawat di RS Adi Husada Surabaya, aku menunggu Ibu hingga Ibu menitikkan air mata terakhirnya. Innalilahi wa Inna ilaihi raji'un.

Dear Kampung,
Tahun 2020 aku tidak bisa mengunjungimu karena sedang terjadi pandemi covid dan pemerintah memang melarang warganya untuk mudik ke kampung halamannya.

Dear Kampung.
Tahun 2021 aku juga tidak bisa pulang kampung karena pandemi covid masih berlangsung. Dan  hampir setiap hari di kota tempat  aku berdomisili ada  orang yang meninggal karena covid.  Bahkan tetanggaku satu persatu meninggal dunia dan  salah satunya adalah sahabatku. Sehingga tidak memungkinkan bagiku untuk pulang kampung.

Dear Kampung.
Tahun 2022 aku dan anak-anakku mengunjungimu. Kami naik travel bolak-balik. Dan biayanya yang menanggung salah satu anakku. Kondisimu sedikit berubah karena ada kerabat yang menempatimu. Beberapa barang dipindah. Alhamdulillah tanaman melati yang Ibu tanam di depan rumah masih hidup dan  menjalar di pagar di depan rumah.

Dear Kampung.
Pada lebaran tahun 2023 ini aku tidak bisa mengunjungimu. Maafkanlah aku. Karena, tidak ada dana untuk  mengunjungimu dan  dana yang ada  kugunakan untuk memenuhi kebutuhan lain yang lebih mendesak.

Dear Kampung.
Kuharap kau baik-baik saja. Dan semoga rumah   orangtuaku yang ada di wilayahmu dan ditempati keluarga yang taat beribadah bisa menjadi amal jariyah bagi kedua orangtuaku."Ya Allah ampunilah dosa-dosa kedua orangtuaku, lindungilah mereka dari siksa kubur dan masukkanlah ke dalam surga. Aamiin Yaa Robbal'alamin".

Bondowoso,30/04/2023.

Samber thr Samber 2023 hari 30

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun