UmsidaMenyapa1912
UmsidaMenyapa1912 Freelancer

Kami Instansi yang bergerak di bidang pendidikan

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Makna Takwa Paska Ramadan Ungkap Rektor Umsida

22 April 2024   16:35 Diperbarui: 22 April 2024   16:35 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makna Takwa Paska Ramadan Ungkap Rektor Umsida
Input sumber gambar

Rektor Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) Dr Hidayatulloh MSi menyampaikan tausiyah tentang makna takwa pasca Ramadhan pada acara silaturahmi dan halal bi halal yang diselenggarakan oleh Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah 7 Jawa Timur (Jatim), Jumat (19/04/2024).

Acara yang dihadiri oleh keluarga besar LLDIKTI, para profesor dan para rektor di lingkungan wilayah 7 Jatim itu bertempat di ruang Harsono lantai 2 kantor LLDIKTI Jatim.

Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim menyebutkan makna takwa dengan mengutip Al Quran surat Ali Imran ayat 134 yang artinya: "(yaitu) orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan."

Ayat itu menyebutkan tiga kata kunci, yaitu infak, menahan amarah, dan memaafkan orang lain. Hidayatulloh lantas menyampaikan kata kunci pertama, yaitu berinfak. "Orang-orang bertakwa itu orang-orang yang gemar berinfak dalam keadaan lapang maupun sempit," tuturnya.

"Ramadan kemarin kita punya semangat luar biasa untuk berbagi. Solidaritas sosial kita tiba-tiba naik, bukan hanya ibadah kita kepada Allah, tapi kita juga menebar kebaikan kepada sesama manusia," jelasnya.

Baca juga: Hadiri Halalbihalal LLDikti Wilayah 7 Rektor Umsida Beri Tausiyah Dua Fungsi Manusia

"Kita memberikan makanan berbuka kepada orang yang berpuasa, kita memberi sedekah, kita melakukan bakti sosial, kita memberikan santunan pada anak-anak yatim dan fakir miskin, meningkat luar biasa solidaritas sosial kit aini," imbuhnya.

"Kata nabi tidaklah dikatakan beriman seseorang kalau dia itu tidak mengintai saudara-saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri," sambungnya.

Ramadan kemarin, lanjut dia, kita mempraktikkan dengan memberikan sesuatu kepada orang lain bukan barang sisa, tetapi barang yang sama dengan yang kita konsumsi.

"Kita bahkan juga berbagi uang sampai lebaran, sampai saat ini mungkin di ruangan ini kita masih berbagi uang. Padahal kita juga suka dan kita mau uang itu, tetapi kita juga mau berbagi," tandasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun