Urip Widodo
Urip Widodo Freelancer

Berusaha menuliskan apa saja yang bermanfaat, untuk sendiri, semoga juga untuk yang lain

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Adab-adab di Dalam Masjid

22 April 2021   06:05 Diperbarui: 22 April 2021   06:12 1307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adab-adab di Dalam Masjid
kangaswadwordpresscom

Janji Allah Swt yang akan melipatgandakan pahala orang yang beribadah di bulan Ramadhan, tentu membangkitkan semangat kaum Muslimin untuk beribadah. Dan, masjid sebagai tempat beribadah menjadi tempat pavorit di bulan Ramadhan. Banyak yang menghabiskan waktu dengan berdiam diri di masjid.

Terutama nanti di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, di mana saat itu ada ibadah khusus yaitu I'tikaf. Di antara sepuluh malam terakhir, ada satu malam yang istimewa. Apabila beribadah di malam istimewa tersebut, pahalanya setara dengan beribadah selama seribu bulan. Tidak sedikit orang yang berburu malam istimewa tersebut, tinggal di Masjid full di sepuluh hari terakhir.

Namun, semangat kita beribadah di masjid tentu jangan sampai melalaikan kita terhadap etika atau adab berada di masjid, agar ibadah kita tidak ternoda.

Berikut adab-adab berada di dalam masjid

Berdoa ketika berjalan menuju ke Masjid

Ibnu Mas'ud ra memberikan tuntunan kepada kita sebuah doa ketika sedang berjalan menuju rumah Allah:

ALLAAHUMMAJ'AL FII QOLBII NUURON, WAJ'AL FII LISAANII NUURON, WAJ'AL FII SAM'II NUURON, WAJ'AL FII BASHORII NUURON, WAJ'AL KHOLFII NUURON WA AMAAMII NUURON, WAJ'AL MIN FAUQII NUURON WA MIN TAHTII NUURON, ALLAAHUMMA A'ZHIM LII NUURON

"Ya Allah, jadikanlah cahaya di hatiku, cahaya di lidahku, cahaya di pendengaranku, cahaya di mataku, cahaya dari belakangku, cahaya dari mukaku, cahaya dari atasku dan cahaya dari bawahku. Ya Allah, berikanlah aku cahaya". (HR. Bukhari Muslim, shahih).

Berjalan Dengan Tenang dan Khidmat

Rasulullah Saw telah bersabda:

"Apabila salat telah diiqamatkan, maka janganlah kamu datang menujunya dengan berlari, tetapi datanglah kepadanya dengan berjalan dan memperhatikan ketenangan. Maka apabila (bagian salat) yang kamu dapati ikutilah dan yang tertinggal sempurnakanlah". (Muttafaq'alaih)

Berdoa saat masuk ke masjid dan mendahulukan kaki Kanan

Tak jarang, karena lupa atau tidak tahu atau terburu-buru, banyak dari kita ketika memasuki masjid melupakan sebuah tuntunan Rasulullah Saw yakni berdo'a. Sesuai sabdanya:

"Apabila salah seorang di antara kalian memasuki masjid, maka bersholawatlah kepada Nabi Saw, kemudian ucapkanlah, 'ALLAHUMMAF TAHLII ABWAABA ROHMATIK' (Ya Allah, bukakanlah pintu-pintu rahmatmu), dan apabila keluar, ucapkanlah, 'ALLAHUMMA INNII ASALUKA MIN FADLIKA' (Ya Allah, aku memohon sebagian karunia kepadaMu)." (HR. Muslim, Ibnu Majah, An- Nasai).

Dalam hadis yang diriwayatkan A'isyah ra dikatakan:

"Rasulullah SAW menyukai mendahulukan yang kanan dalam bersandal, bersisir, bersuci dan seluruh kegiatannya." (HR. Bukhari -- Muslim).

Awali dengan Salat Dua Rakaat

Setelah masuk masjid, sebelum duduk, sunah yang sangat penting kita perhatikan adalah melakukan salat sunnah dua rakaat (tahiyatul masjid).

Rasulullah SAW bersabda,

"Apabila salah seorang di antara kamu masuk masjid, maka salatlah dua rakaat sebelum duduk." (HR. Muslim).

Jangan membawa bau Tak Sedap

Etika yang banyak sekali tidak diperhatikan oleh sebagian orang saat masuk masjid adalah tidak menjaga dirinya dari bau yang tidak sedap, padahal Nabi kita telah bersabda:

"Barangsiapa yang memakan bawang putih, bawang merah dan bawang bakung, maka hendaklah ia menjauhi masjid kami dan duduk di rumahnya." (HR. Muslim).

Apakah rokok termasuk sesuatu yang bau?

Ada pendapat yang mengatakan iya, ada juga yang tidak.

Mendahulukan Kaki Kiri saat Keluar

Ketika keluar masjid, sunnah yang sangat ditekankan Rasulullah Saw adalah mendahulukan kaki kiri sembari berdo'a,

"Allahumma innii asaluka min fadlika (Ya Allah, aku memohon sebagian karunia kepadaMu)." (HR. Muslim, Ibnu Majah, An Nasai).

Berikut beberapa hal yang dilarang diakukan di dalam masjid

Lewat di depan orang yang sedang salat

Rasulullah SAW bersabda,

"Seandainya orang yang lewat di hadapan orang yang sedang salat itu mengetahui dosa yang bakal ditanggungnya, maka menunggu selama empat puluh, lebih baik baginya ketimbang lewat di hadapan orang salat." Abu Nadhar mengatakan, "Saya tidak mengetahui, apakah beliau mengatakan empat puluh hari, empat puluh bulan, atau empat puluh tahun." (Riwayat Jama'ah).

Mengeraskan Suara

Larangan ini didasarkan pada sebuah sumber yang berasal dari As-Saib Bin Yazid, ia menuturkan,

"Ketika aku sedang berdiri di masjid, tiba-tiba seseorang melemparku dengan kerikil. Aku pun menoleh kepadanya, ternyata ia adalah Umar Bin Khattab. Ia berkata, "Pergilah dan datangkan dua orang tersebut!" Lalu aku membawa kedua orang tersebut. Umar berkata, "Siapa dan dari mana kalian?" keduanya menjawab, "Dari Thaif." Umar kemudian berkata, "Seandainya kalian adalah penduduk negri ini, tentu akan membuat kalian pingsan, (lantaran) kalian meninggikan suara di masjid." (HR. Bukhari).

Isyarat larangan ini ditujukan bagi sesuatu yang tidak ada faedahnya, sedangkan sesuatu yang di dalamnya terkandung manfaat dan darurat, maka boleh sebagaimana pendapat Imam Al-Bukhari.

Melakukan Jual-Beli

Secara asal hukum jual beli adalah mubah (boleh), namun ketika transaksi ini dilakukan di dalam masjid, menjadi terlarang alias tidak boleh. Rasulullah Saw menegaskan larangan ini dalam sabdanya,

"Apabila kalian melihat orang yang melakukan jual-beli di dalam masjid, maka katakanlah, "Semoga Allah tidak menjadikan untung dalam perdaganganmu." (HR. Tirmidzi, Hakim, Ad-Darimi).

Dalam riwayat lain disebutkan,

"Bahwasanya Rasulullah Saw melarang jual-beli di dalam masjid." (HR. Abu Daud, Ibnu Majah, At-Tirmidzi, dan lainnya).

Mencari dan Mengumumkan Kehilangan

Rasulullah Saw bersabda,

"Barang siapa mendengar seseorang kehilangan di dalam masjid, maka katakanlah, "Allah tidak mengembalikan barangmu" sebab masjid dibangun bukan untuk kepentingan itu." (HR. Muslim).

Semoga bermanfaat.

Referensi :

Bulughul Maram. Al Hafidh Ibnu Hajar Asqalany.

TSM, 22/04/21

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun