Kas Masjid Nol Rupiah
Beberapa waktu yang lalu saya membaca sebuah broadcast di sebuah grup WA. Sebuah pesan yang menerangkan tentang keistimewaan masjid Jogokaryan, salah satunya tentang kas masjidnya yang selalu nol rupiah.
Ternyata pesan tersebut cukup viral, terbukti kemudian saya pun membaca di grup WA yang lain. Dan membuat kagum yang membaca atas kebijakan pengurus masjid Jogokaryan dalam mengelola keuangan masjid, yang berasal dari infak para jamaahnya.
Bagi saya priabdi, hal itu, kas masjid nol rupiah, bukan sesuatu yang luar biasa. Karena saya pun, bersama jamaah yang lain, mengelola masjid perumahan saya tanpa menggunakan kas masjid. Atau boleh dibilang masjid perumahan saya itu tidak punya kas alias selalu nol rupiah.
Masjid yang kami kelola adalah masjid perumahan yang dibangun oleh developer sebagai fasilitas umum (ibadah) warga perumahan. Dibangun sejak 20 tahun yang lalu dan sejak itu tidak pernah ada kas masjid. Pengurus DKM ada, tetapi hanya mengelola pelaksanaan ibadah saja.
Semula memang tidak dipakai untuk salat Jumat, tetapi sejak pandemi, dan salat berjamaah dibatasi, kami bersepakat masjid perum dipakai untuk salat Jumat khusus warga perum, yang jumlahnya 70 KK (Kepala Keluarga). Dan, walaupun sudah dipakai salat Jumat, kami tetap tidak mengedarkan kotak amal (kencleng).
Lalu, darimana sumber dana kalau suatu saat dibutuhkan?
Dari saku-saku jamaah.
Ya, memang kami selalu melakukan 'lelang amal' apabila ada keperluan perbaikan atau penambahan sarana masjid. Misalnya, kalau ada lampu yang mati atau kran air yang rusak, kami tinggal mengumumkan ke jamaah. Dan biasanya tidak perlu waktu lama, selalu ada yang bersedia membelikan lampu atau keran pengganti.
Itu untuk hal-hal yang kecil. Bahkan kami pernah mengadakan perbaikan masjid cukup besar, yaitu mengganti semua kusen pintu dan jendela yang telah keropos dengan kusen aluminium plus pemasangan 2 buah AC (pendingin ruangan). Alhamdulillah selesai tanpa perlu waktu lama, semua biaya ditanggung bersama oleh jamaah.
Alhamdulillah warga perum kami, punya semangat berinfak yang tinggi, sehingga kadang berebutan ingin memberi sesuatu. Seperti saat sound system hilang ada yang mencuri. Saat diumumkan, ada beberapa jamaah yang ingin dia yang mengganti dengan yang baru. Terpaksa kami harus mengatur, semua dana yang masuk semua untuk urusan sound system, karena kelebihan jadi tidak hanya sound system yang diganti, juga speaker, mikropon, dan lain-lainnya.
Termasuk untuk aktivitas ibadah, ta'lim rutin atau PHBI (Peringatan Hari Besar Islam) kami pun selalu melakukan 'lelang amal', bahkan untuk acara-acara PHBI atau buka bersama, ditambah dari tiap rumah membawa makanan untuk makan Bersama. Urusan makan bersama ini, ibu-ibu warga yang berinisiatif dan mengatur, siapa membawa apa.
Alhamdulillah ... sampai sekarang tetap masjid kami kasnya nol rupiah, dan tetap nyaman untuk beribadah. Bahkan, untuk tahun ini, kami sengaja memanggil imam yang hafidz quran untuk mengimami salat tarawih kami selama sebulan full.
Demikian tentang masjid kami.