Urip Widodo
Urip Widodo Peg BUMN

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Birrul Walidain, Hablum Minannas Pertama dan Paling Utama

22 April 2022   06:24 Diperbarui: 22 April 2022   06:29 1237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birrul Walidain, Hablum Minannas Pertama dan Paling Utama
ilustrasu Birrul walidain, sumber: aansilanx.com

Sudah tidak diragukan lagi bahwa Hablum minannas atau hubungan antar sesama manusia sangat penting. Bahkan sebagai sebuah bentuk ibadah, Hablum minannas setara dengan Hablum minallah. 

Pengabdian (ibadah) kita kepada Allah Swt atau Hablum minallah, tidak sempurna tanpa kita menjalankan Hablum minannas dengan baik.

Banyak artikel telah ditulis di Kompasiana tentang pentingnya Hablum minannas beberapa hari ini. Penulis sendiri sudah menulis dua artikel, kemarin dan kemarinnya lagi.

Birrul walidain atau berbuat baik kepasa kedua orangtua adalah Hablum minannas yang paling pertama dan utama dilakukan, karena orangtua adalah 'orang lain' pertama yang berinteraksi dengan kita.

Perintah Birrul walidain ini secara langsung diperintahkan oleh Allah Swt melalui firman-Nya.

Pertama di surat al-Isra' ayat 23-24,

"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan, 'ah', dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah, 'Wahai, Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil."

Kedua di surat Luqman ayat 14,

"Dan Kami wasiatkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu-bapakmu, hanya kepa-Kulah kembalimu."

Dua surat di atas menegaskan bahwa Birrul walidain adalah ibadah yang diperintahkan secara langsung oleh Allah Swt. Bahkan di surat al-Isra' ayat 23 dan 24, secara teknis, Allah Swt merinci bagaimana berbuat baik kepada kedua orangtua itu. 

Sedangkan melalui surat Luqman ayat 14, Allah Swt mengingatkan kepada kita tentang kesulitan yang dirasakan orangtua sejak mengandung sampai membesarkan kita. Sehingga kita lebih termotivasi untuk membalas kebaikan mereka.

Selain sebagai Hablum minannas yang utama dan pertama, Birrul walidain pun menjadi patokan kualitas Hablum minannas kita dengan orang lain. Jelek Hablum minannas kita dengan orangtua, dapat dipastikan jelek pula Hablum minannas kita degan yang lain.

Bahkan Birrul walidain pun sangat berpengaruh pada kualitas Hablum minallah atau hubungan kita dengan Allah Swt. Rasulullah Saw bersabda,

"Ridhallahi fii ridhal walidaini, wa sukhthullah fii sukhthul walidain".

(Rido Allah Swt bergantung dari rido kedua orangtua, dan kemurkaan Allah Swt bergantung dari kemurkaan kedua orangtua). (HR. Tirmidzi, Ibnu Hiban, Hakim)

Jadi, sikap Allah Swt kepada kita, karena Hablum minallah kita, sangat dipengaruhi oleh sikap kedua orangtua kita kepada kita (Hablum minannas). Oleh karenanya, Hablum minannas kita kepada orang tua-dengan Birrul walidain-harus benar-benar dijaga.

Kalau sekadar bilang 'ah' saja dilarang keras oleh Allah Swt, apalagi berbuat lebih dari itu. Oleh karenanya, sangat miris saat membaca berita ada anak yang memperkarakan ibunya, atau bahkan membunuhnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun