Urip Widodo
Urip Widodo Peg BUMN

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Setitik Kesombongan

3 April 2023   15:55 Diperbarui: 3 April 2023   15:56 1032
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Setitik Kesombongan
ilustrasi sikap sombong/sumber: NUonline

Di antara ciptaan-Nya Allah lebih memuliakan manusia. Terbukti saat Allah swt menciptakan Nabi Adam, Allah swt menyuruh para malaikat untuk bersujud. Semua malaikat pun bersujud kecuali Iblis. Hal ini Allah sebutkan di beberapa ayat Al-Quran. Salah satunya di ayat ke-11 surat Al-A'rof.

Kenapa Iblis tidak mau bersujud kepada Nabi Adam?

Allah swt, Yang Mahatahu, bukannya tidak tahu, tetapi sebagai pelajaran untuk umat manusia, Dia bertanya kepada Iblis.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"Dia (Allah) berfirman, "Apakah yang menghalangimu (sehingga) kamu tidak bersujud ketika Aku menyuruhmu?" Ia (Iblis) menjawab, "Aku lebih baik daripada dia. Engkau menciptakanku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah." (QS. Al-A'raf: 12)

Kesombongan. Itulah yang diperlihatkan iblis melalui sikapnya yang tidak mau bersujud kepada Nabi Adam dan jawabannya kepada Allah, 'Aku lebih baik daripada dia'.

Kalau dilihat secara kronologis, apa yang dilakukan iblis itu adalah penentangan pertama makhluk terhadap perintah dari Allah swt, Kholik, Maha Pencipta. Dapat dikatakan juga apa yang dilakukan iblis itu adalah dosa pertama.

Maka wajar kalau sombong, merasa besar (takabur) sangat dibenci Allah dan Rasulullah. Karena seolah ingin menyamai Allah yang Mahabesar (Akbar). Rasulullah saw sangat mengecam orang yang bersikap sombong, walaupun kesombongannya itu sebesar noda.

Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya ada kesombongan sebesar biji debu. Bagaimana jika seorang suka bajunya bagus, sendalnya bagus? Sungguh Allah itu Maha Indah, dan mencintai keindahan. Kesombongan itu adalah menolak kebenaran dan memandang remeh orang lain." (HR. Muslim)

Kalimat terakhir hadis di atas menerangkan tentang arti sombong yang dimaksud Rasulullah, yaitu 'menolak kebenaran dan memandang remeh orang lain'. Dan itu yang telah dilakukan iblis.

Iblis menolak kebenaran dengan menolak perintah Allah swt untuk bersujud kepada Nabi Adam. Dan iblis telah merendahkan Nabi Adam dengan menganggap dia lebik. "Aku lebih baik daripada dia. Engkau menciptakanku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah." Demikian yang dikatakan iblis.

Peringatan Rasulullah Saw ini harus betul-betul kita perhatikan. Sebesar biji debu saja, setitik saja dalam diri kita ada sikap merendahkan orang lain, maka itu sudah termasuk sikap sombong. Merendahkan orang lain tidak mesti dengan kata-kata, tapi berupa gestru tubuh kita, sikap kita, lirikan mata kita, semuanya itu termasuk merendahkan diri saat dilandasi perasaan kita lebih baik, lebih besar, lebih benar, dan lebih-lebih yang lainnya.

Apalagi dengan kata-kata seperti yang diucapkan iblis. 'Aku lebih baik daripada dia. Engkau menciptakanku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah'. Kalimat iblis tersebut mengungkit-ngungkit latar belakang penciptaan, iblis dari api dan nabi Adam dari tanah.

Kalimat yang diucapkan iblis itu bisa saja (sekarang) menjadi, 'Siapa lu, anak kemarin sore. Gu nih, senior'. Atau, 'Kamu kan cuma anggota, say aini pengurus'. Atau 'Kamu anak baru, belum tahu apa-apa. Saya sudah lama di sini'. Atau kalimat-kalimat sejenisnya.

Begitupun saat iblis mengungkit latar belakang, tanpa sadar sekarang sering terungkap seperti, 'Gua anak tokoh di sini, jangan macem-macem lu'. Atau 'Saya anak ketua umum, punya privilege. Kamu jangan menghalangi saya'. atau kalaimat-kalimat sejenisnya.

Ingat! Setitik saja ada sikap-sikap di atas dalam hati kita, maka -- naudzubillahi min dzalik -- tidak  akan masuk surga.

Wallahu'alam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun