Tawakal itu Perlu Ikhtiar
Kehidupan yang sebenarnya (abadi) adalah kehidupan kelak setelah manusia mengalami kematian dan kemudian dibangkitkan kembali. Hanya ada dua kondisi yang akan dialami setiap manusia pasca dibangkitkan kembali itu. Bahagia dengan tinggal di surga, atau celaka (menderita) karena berada di neraka.
Keberadaan manusia ada di surga atau neraka itu ditentukan oleh perbuatannya selama di dunia. Apakah pahala karena perbuatan baiknya lebih banyak daripada dosanya, atau sebaliknya. Makanya, kelak di yaumil akhir itu ada proses penghitungan (Hisab) dan penimbangan (mizan).
Dan manusia, mau tidak mau, harus menerima proses pengadilan tersebut. Tidak bisa mengelak dan tidak bisa banding, karena semua perbuatan manusia tercatat.
Yang dinilai oleh Allah swt adalah perbuatan/pekerjaan Kita. Begitupun untuk aktivitas-aktivitas di luar ibadah mahdhoh (ibadah ritual), seperti bekerja, belajar, kuliah, berdagang, bertani, dan sebagainya. Selama aktivitas itu didasari keikhlasan. Allah swt sangat menghargai usaha, dan Allah ingin kita memaksimalkan usaha atau ikhtiar.
Karena menghargai proses (usaha/ikhtiar), Allah swt sampai menyebutkan bahwa penciptaan langit dan bumi pun perlu proses, tidak sekali jadi.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
"Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa. Kemudian, Dia bersemayam di atas Arasy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar darinya serta apa yang turun dari langit dan apa yang naik ke sana.710) Dia bersamamu di mana saja kamu berada. Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-adid: 4)
Mengapa Allah Swt menciptakan langit dan bumi enam hari? Padahal Dia cukup berkata 'kun', maka jadilah (fayakun).
Jawabannya adalah, pertama itu adalah hak Allah Swt. Allah memiliki sifat Al-Irodah artinya Yang Maha Berkehendak. Jika Allah berkehendak menciptakan dalam sekejap maka itu terserah Allah, pun jika Allah berkehendak menciptakan dalam waktu enam hari maka itu juga terserah Allah Swt.
Jawaban kedua, sebagian ulama menyebutkan bahwa Allah Swt mampu menciptakannya dalam sekejap, akan tetapi Allah Swt ingin memperlihatkan kepada para malaikat keajaiban yang Allah buat hari demi hari, sehingga akhirnya mereka tahu bahwa semua itu terjadi dengan ciptaan Allah dan bukan tiba-tiba.
Jawaban ketiga, juga menurut sebagian ulama yang lain, bahwa Allah Swt ingin mengajarkan kepada kita bahwa yang namanya pelan-pelan itu baik meskipun kita bisa mengerjakannya dengan cepat.