Moch Tivian Ifni
Moch Tivian Ifni Wiraswasta

Tingkatkan literasi untuk anak indonesia lebih cerdas karena indonesia minim literasi

Selanjutnya

Tutup

TRADISI Pilihan

Moment Lebaran, Ciri Khas Budaya Unjung Harus Dijunjung

22 April 2023   11:40 Diperbarui: 22 April 2023   12:01 1037
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Moment Lebaran, Ciri Khas Budaya Unjung Harus Dijunjung
Lebaran/moch tivian

Hari ini sabtu tanggal 22 april 2023 umat islam seluruh dunia merayakan hari raya idul fitri 1444H, Tak terkecuali Negara kita, Indonesia yang merupakan negara muslim terbesar di dunia karena jumlah penduduknya mayoritas beragama muslim  dengan jumlah 231 juta jiwa atau 86,7% dari seluruh jumlah penduduk Indonesia. 

Banyak budaya atau tradisi yang melekat pada perayaan hari raya idul fitri di Indonesia, salah satu yang menarik budaya unjung (mengunjungi kerabat, teman, dan saudara untuk bersilaturrahim). 

Budaya unjung ini menjadi hal unik dan ciri khas tersendiri dari perayaan idul fitri di Indonesia karena budaya ini tak dapat kita rasakan di negara lain bahkan negara asal agama islam itu tumbuh yaitu negara arab saudi. 

Budaya unjung sendiri terafilisiasi dengan moment mudik lebaran, dimana tujuan sebagian besar masyarakat indonesia yang telah merantau jauh untuk mudik kembali ke kampung halaman, tidak lain dan tidak bukan untuk melakukan budaya unjung (mengunjungi saudara, teman, dan kerabat untuk bersilaturrahim). 

Fenomena budaya unjung dan mudik akan saling berkaitan dimana ada mudik pasti di situ pasti ada budaya unjung sehingga keduanya tak kan pernah terlepas dari masyarakat indonesia bahkan akan selalu ada sampai nanti. 

Dalam budaya unjung pun di kenal istilah 0-0 yang merupakan representasi dari kebersihan hati manusia yang kembali fitra (suci) setelah mengunjungi untuk saling bermaaf-maafan di hari raya idul fitri. 

Namun pada tahun 2020 dan 2021, kita sebagai masyarakat islam di Indonesia tidak bisa merasakan apa yang namanya budaya unjung ini dikarenakan wabah virus covid 19 atau yang dikenal dengan wabah penyakit corona tumbuh pesat di Indonesia. 

Kenyataan itu membuat pemerintah Indonesia selaku pemilik kekuasaan tertinggi menerapkan sistem lockdown (karantina wilayah) total yang membuat segala bentuk aktifitas dan migrasi penduduk di batasi bahkan saat itu terkenal juga Work From Home (WFH) dimana masyarakat yang bekerja di sektor no-vital, di suruh bekerja dari rumah.  

Ada juga istilah PJJ bagi anak sekolah yaitu belajar daring dari rumah melalui media digital. Lockdown total itu yang membuat moment perayaan hari raya idul fitri menjadi sangat sedih dan sepi karena tidak adanya budaya unjung maupun aktifitas mudik sama sekali.

Rengginang dalam wadah biskuit khong guan pun jadi melempem atau keripik mlinjo dalam kaleng biskuit monde pun musnah di perayaan idul fitri kala itu, yang menjadikan memori kelabu perayaan hari raya fitri_ku dan aku rasa juga seluruh umat muslim di Indonesia.

Ya, semoga ditahun-tahun berikutnya tak ada lagi, apa itu wabah virus menular dan perayaaan idul fitri setiap tahunnya tetap meriah dengan budaya unjung, Aamiin.

Dulu saat kecil dan remaja, ya sampai kuliah lah, bagiku budaya unjung itu yang ku tunggu-tunggu sebab di keluarga besarku, anak-anak atau remaja masih dapat amplop berisikan uang, ya semacam kayak ampao di perayaan Imlek ketika datang untuk unjung ke rumah saudara atau kerabat. Uang yang ku dapat dulu, seingatku paling banyak dapat 1.150.000 rupiah.

Apa kalian juga seperti itu? (Tulis di komentar ya)

Momen lebaran itu moment kemenangan, yang harus menjadikan suka cita kaum muslimin yang telah menang menjalankan puasa 1 bulan penuh di bulan suci ramadhan.

"Saya secara pribadi dan keluarga saya mengucapkan selamat hari raya idul fitri 1444H, minal aidzin wal faidzin, mohon maaf lahir dan batin kepada redaksi maupun pembaca" C.U in next artikel, Terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun