Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Penulis

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Mudik Itu Sesuatu, Jika Nyaman dan Lancar

28 Mei 2019   21:29 Diperbarui: 28 Mei 2019   22:17 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mudik Itu Sesuatu, Jika Nyaman dan Lancar
Mudik itu sesuatu, jika nyaman dan lancar. (Ilustrasi: dok. Wahyu Sapta).

Ketika mudik adalah sesuatu. Maka, sesuatunya harus dipersiapkan dengan baik. Ketika ratusan kilometer harus ditempuh, tentunya suatu perjalanan bisa jadi hal yang menjemukan. Itu terjadi jika tidak ada persiapan sebelumnya. Perlunya persiapan khusus, menjadikan mudik menjadi nyaman dan lancar.

Mudik dengan kendaraan pribadi, tak hanya masalah kendaraan yang harus dalam kondisi yang baik. Tetapi juga pengendara dan penumpang yang berada di dalam kendaraan. Agar mudik menjadi nyaman, maka perlu strategi dan persiapan yang matang.

Kendaraan yang dipakai, tentunya harus dalam kondisi prima. Alangkah baiknya jika sebelum mudik melakukan service kendaraan. Seperti mengecek mesin, ban, rem, aki, oli sampai lampu-lampu apakah masih berfungsi dengan baik.

Tidak lupa juga dengan perlengkapan kendaraan. Seperti ban serep, dongkrak dan peralatan penting lainnya. Siapa tahu dalam perjalanan terjadi hal yang tidak diinginkan seperti ban bocor, maka kita bisa mengatasinya.

Kondisi kendaraan yang prima, akan menjaga perjalanan tidak menemui kendala. Dengan adanya peralatan yang lengkap dalam mobil, sebagai antisipasi penanganan darurat selama di jalan.

Apalagi perjalanan itu melewati di jalan tol yang panjang. Jika siang hari, jalanan menjadi panas. Dengan kecepatan tinggi, kemungkinan kondisi ban akan cepat panas dan mudah mengembang. Jika tidak hati-hati, ban akan pecah. Menjaga kecepatan selama perjalanan, ban akan lebih terjaga kondisinya. Mesin juga tidak cepat panas.

Selain keadaan kendaraan harus prima, maka pengemudi dan penumpang dalam kondisi yang baik. Secara psikis, ada persiapan khusus, agar tidak jenuh. Seperti mengemudikan kendaraan yang terus menerus non stop, ada baiknya setiap empat jam, istirahat selama setengah jam hingga satu jam. Hal ini menjaga psikologis pengendara. Juga untuk menghilangkan rasa kantuk. Karena, rasa kantuk dan kelelahan bisa memicu kecelakaan. Maka haruslah istirahat jika kantuk mulai menyerang.

Dimungkinkan juga, ada pengemudi cadangan, agar bisa bergantian. Kondisi prima pengemudi, juga mempengaruhi kenyamanan dalam perjalanan.

Apabila membawa anak-anak dalam perjalanan, dibutuhkan persiapan, seperti kebutuhan obat-obatan, makanan, mainan, baju ganti yang nyaman. Juga mereka hendaknya diberi pengertian, bahwa kita sedang dalam perjalanan panjang bertemu kakek, nenek, saudara-saudara. Mintalah agar tidak rewel dan bersikap baik. Kondisikan ia agar nyaman.

Usahakan membawa barang secukupnya, agar tidak melebihi muatan. Terlalu banyak barang bawaan akan mempengaruhi kerja kendaraan, hingga perjalanan akan memjadi tidak nyaman. Penempatannya juga harus tepat, agar penumpang merasa nyaman dan tidak terganggu karena merasa sesak dan tidak nyaman.

Yang terakhir, selalu berhati-hati dalam berkendara. Menghormati pejalan lainnya dan selalulah mentaati aturan lalu lintas.

Perjalanan akan menjadi seru, jika seluruh yang ada di dalam kendaraan bahagia dan menikmati selama dalam perjalanan. Aman dan nyaman. Lancar sampai tujuan dengan selamat dan tepat waktu.

Semarang, 28 Mei 2019.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun