Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...
Jalan Kaki, Salah Satu Pilihan Olahraga Saat Puasa
Seperti biasa, hari Minggu pagi saya usahakan untuk berolahraga. Jalan kaki memutar lapangan dekat rumah sebagai alternatifnya. Tetapi karena baru musim pandemi, maka olahraga pagi beralih ke depan rumah. Menelusuri jalan kampung. Hanya dari ujung ke ujung dengan bolak-balik beberapa kali.
Memang karena kondisi yang baru memprihatinkan, apa-apa harus bisa menjaga diri. Stay at home, jaga jarak, menghindari kerumunan, dan memakai masker.
Semua harus dilakukan agar tak tertular penyakit, juga tidak menularkan. Diterima saja, karena memang sudah mendunia dan ini kenyataan.
Pagi yang cerah, saya sudah bersiap untuk keluar rumah. Hanya di depan rumah. Saya tetap memakai masker. Untuk menjaga, meskipun aman di sekitar lingkungan rumah dan tidak ada yang terkena pandemi, tetapi harus tetap waspada.
Gang depan rumah sehari-hari memang sepi. Apalagi musim pandemi ini, saya dan para tetangga menjadi jarang keluar rumah jika tidak perlu.
Mumpung masih pagi, saya olahraga jalan kaki. Bersama dua lelaki tercinta yang menemani saya. Suami dan anak lanang.
Pagi itu belum bertemu tetangga. Mereka memiliki jadwal olahraga di waktu yang berbeda. Bu Nur tetangga depan rumah, biasa olahraga lebih siang dari saya. Demikian pula Bu Eko, yang pukul 8 pagi akan berjemur sambil olahraga ringan dengan menggerak-gerakkan badannya.
Saya pun mengawali olahraga dengan senam secukupnya sebagai pemanasan. Kemudian hanya jalan, tidak lari kecil. Cukup untuk bisa mengeluarkan keringat.
Saya memilih jalan kaki. Tidak usah ngebut, tetapi saya melakukannya dengan santai. Bolak-balik dari ujung ke ujung, tidak terasa telah berkeringat.