Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Administrasi

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Asyiknya Menyelami Imajinasi Sampul-sampul Klasik Nh. Dini

13 April 2023   19:51 Diperbarui: 14 April 2023   19:20 3547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Asyiknya Menyelami Imajinasi Sampul-sampul Klasik Nh. Dini
Sampul-sampul Nh. Dini (Dokumentasi pribadi)

"Iya, tapi kaya kurang Nh. Dini banget gitu", kembali Oeti berkomentar. Samar-samar saya mencoba menemukan arti perkataan "kurang Nh. Dini banget" dengan melihat lagi dari dekat sampul yang dimaksud.

Mungkin Oeti ada benarnya. Sampul "Keberangkatan" versi 2023 memang lebih "ngepop". Sepintas seperti sampul novel teenlit. Meski tetap mewakili cerita novelnya, tapi dibanding dengan sampul-sampul terdahulu, ilustrasi sampul terbaru ini sangat revolusioner. 

Maka wajar jika para penggemar yang sudah lama mengenal buku-buku Nh. Dini akan tersentak dengan perubahan sampul versi 2023. Sementara sampul-sampul terdahulu nampak sangat sederhana, klasik, dan konsisten dipertahankan dari cetakan pertama hingga cetakan-cetakan berikutnya.

"Orang-orang Tran" berganti judul jadi "Tanah Baru Tanah Air Kedua" (Dokumentasi pribadi)

Ambil contoh "Padang Ilalang di Belakang Rumah" versi Gramedia. Sejak tahun 1987 Gramedia telah sembilan kali mencetak buku tersebut. Uniknya desain sampulnya tidak berubah sampai 2004. Gramedia baru mengganti ilustrasi sampulnya pada cetakan terakhir tahun 2009 yang bagi saya kurang berkesan.

Sampul klasik versi 1987-2004 tetap yang paling kuat dan akurat menggambarkan "Padang Ilalang di Belakang Rumah". Ilustrasinya sederhana, tapi merangkum keseluruhan isi. 

Ada citra seorang bocah perempuan, rumah besar, pepohonan, serta dedaunan panjang seperti ilalang. Berulang kali memandang sampul tersebut saya tak pernah bosan. Malah dengan hanya melihat sampulnya, saya mendapatkan keasyikan seperti sedang membaca lagi kisahnya.

Beberapa hari lalu saya juga menemukan keasyikan saat memandangi sampul "Padang Ilalang di Belakang Rumah" terbitan Pustaka Jaya. Ini versi yang jauh lebih klasik dibanding versi Gramedia karena merupakan cetakan pertama tahun 1979. 

Buku tua dengan sampul klasik yang menyenangkan untuk dipandang lama-lama. Ilustrasinya memberi kesan tenang sekaligus ramai, sejuk sekaligus hangat. Seperti lukisan dengan warna hijau dan biru sebagai latar utamanya. Itu menggambarkan betapa asrinya lingkungan rumah Nh. Dini pada masa lalu. Gambaran pendopo, halaman, hingga pepohonan dan ilalang di belakang rumah bisa ditemukan di sampul tersebut. 

Sementara siluet seorang perempuan muncul sebagai latar depan. Menegaskan bahwa di dalam rumah yang besar, kebun yang teduh, dan ilalang yang rimbun itu ada bocah perempuan yang menjadi lakon utama.

Seri Cerita Kenangan (Dokumentasi pribadi)
Seri Cerita Kenangan (Dokumentasi pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun