Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Administrasi

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Asyiknya Menyelami Imajinasi Sampul-sampul Klasik Nh. Dini

13 April 2023   19:51 Diperbarui: 14 April 2023   19:20 3547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Asyiknya Menyelami Imajinasi Sampul-sampul Klasik Nh. Dini
Sampul-sampul Nh. Dini (Dokumentasi pribadi)

Kesempatan-kesempatan berikutnya di tengah kenikmatan berpuasa saya gunakan untuk merenungi sampul "Sekayu". Saya memfavoritkan buku ini beserta sampulnya karena didominasi warna biru kesukaan saya.

Desain sampulnya seirama dengan "Padang Ilalang di Belakang Rumah" dan "Sebuah Lorong di Kotaku". Gramedia mempertahankan ilustrasi Sekayu sejak terbit pertama kali pada 1988 hingga 2004. 

Sampul yang konsisten dipertahankan kemungkinan besar karena ilustrasinya memang sangat pas dan akurat menggambarkan kehidupan Nh. Dini pada masa remaja. Yakni ketika ia memperdalam keterampilan menulis, menari, dan bermain sandiwara. Wajar seandainya Nh. Dini meminta agar Gramedia tidak mengubah desain dan ilustrasi sampul tersebut meski bukunya dicetak berulang kali.

Terakhir saya asyik mengamati "Pencakar Langit" terbitan Pustaka Jaya (2014). Saya tidak membaca lagi cerpen-cerpen di dalamnya. Sebab saya sudah membaca versi klasiknya yang berjudul "Tuileries" terbitan Sinar Harapan tahun 1982.

Satu cerita disuguhkan oleh dua penerbit dengan dua judul yang berbeda dan dua sampul yang tidak identik. Meski demikian saya menyukai keduanya.

Pencakar Langit, versi
Pencakar Langit, versi "reborn" Tuileries (Dokumentasi pribadi)

Dari sampul klasik versi Sinar Harapan, tertangkap selera seni Nh. Dini. Sebab ilustrasi pada Tuileries dibuat oleh seorang pelukis cilik yang diminta langsung oleh Nh. Dini untuk menghias bukunya. Lukisannya terkesan abstrak, unik dan penuh misteri. Seperti cerita-cerita di dalamnya yang unik dan mengejutkan. 

Sedangkan dari sampul terbaru versi Pustaka Jaya, tertangkap kecenderungan untuk kembali mengulang pola lama sampul Nh. Dini versi Gramedia. Yakni, mengangkat gambaran peristiwa paling kuat dari seluruh rangkaian cerita.

Sepasang manusia berpelukan yang menjadi ilustrasi sampul "Pencakar Langit" adalah bagian dari adegan dalam kisah seorang imigran di Amerika yang hendak bunuh diri karena tak sanggup lagi menghadapi kerasnya hidup. Apalagi ia baru kehilangan pekerjaan.

Drama percobaan bunuh dirinya berlangsung dramatis di puncak gedung pencakar langit. Hingga kemudian seorang bocah kemenakan tersayangnya datang untuk membatalkan niat bunuh diri pamannya. Eratnya hubungan mereka berhasil mengubah situasi mencekam menjadi akhir yang manis dan menyentuh.

Namaku Hiroko (Dokumentasi pribadi)
Namaku Hiroko (Dokumentasi pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun