Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana
Begini Rasanya Ngabuburit 1 Jam Menghabiskan 600 Ribu!
Saya putuskan memilih yang moderat. Segera saya mengambilnya dan menuju ke depan bengkel untuk diserahkan kepada teknisi. Maka dimulailah ngabuburit sore itu di bengkel sepeda.
Seorang teknisi segera mengurus sepeda saya. Diperiksanya putaran ban belakang dan depan. Gear dan rem juga dicek. Ternyata benar hub poros sepeda saya sudah aus dan perlu diganti.
Pembongkaran pun berlangsung. Seorang teknisi lain keluar dari dalam toko ikut membantu. Dengan aneka peralatan termasuk obeng dan palu mereka bekerja. Hub poros dilepas. Jeruji diatur ulang. Sedangkan cakram rem disesuaikan lagi kedudukannya. Baut-baut diperiksa.
Proses pembongkaran dan fitting sepeda seperti ini ternyata memakan waktu agak lama. Apalagi saya putuskan untuk mengganti pula ban belakang yang lapisannya sudah tipis.
Setelah sekitar 40 menit teknisi mempersilakan saya untuk mencoba sepeda yang telah diperbaiki. Sesaat saya kembali ke jalanan. Rem dan putaran roda saya rasakan dengan seksama. Sekarang sudah jauh lebih nyaman. Hanya terasa sedikit berat lajunya.
Menurut teknisi itu wajar karena karena hub poros dan jeruji baru disetting ulang. Nanti setelah dipakai beberapa saat kayuhan dan putarannya akan semakin nyaman.
Tiba saatnya membayar biaya perbaikan. "Bisa pakai QRIS, Cik?". Ternyata tidak bisa. Padahal uang di dompet saya hanya ada 2 lembar berwarna biru dan beberapa pecahan kecil. Untungnya pembayaran bisa dilakukan melalui transfer. Terjadilah transaksi pemindahan saldo sebesar Rp572 ribu dari rekening saya ke rekening Cicik. Melihat struk pembayaran saya temukan harga hub poros, ban luar dan dalam, baut, serta biaya teknisi.
Meninggalkan bengkel, ngabuburit saya lanjutkan. Sejak sebelum berangkat saya sudah membayangkan bubur kacang ijo atau pacar cina untuk kudapan berbuka. Tidak sulit menemukan penjual makanan seperti itu saat bulan Ramadan.
Dari beberapa penjual yang berjejer di trotoar, sepeda saya hentikan di depan seorang ibu. Sayangnya ia tak menjual pacar cina. Hanya bubur kacang ijo dan kolak ia jajakan yang masing-masing seharga Rp5000. Saya pun membeli dua bungkus bubur kacang ijo darinya.
Content Competition Selengkapnya
MYSTERY TOPIC
Mudik Ramadan Makin Nyaman, Naik Kereta Aja
Mudik Hijau untuk Kurangi Jejak Karbon
Fiksi Cerpen
Ramadan dan Keluarga
Bercerita +SELENGKAPNYA
Ketemu di Ramadan

Selain buka puasa bersama, Kompasiana dan teman Tenteram ingin mengajak Kompasianer untuk saling berbagi perasaan dan sama-sama merefleksikan kembali makna hari raya.
Info selengkapnya: KetemudiRamadan2025