Kontekstualisasi Bahagia ala Marcus Aurelius dalam Bulan Ramadhan
Marcus Aurelius, Kaisar Romawi yang memerintah pada abad ke-2 Masehi, juga dikenal sebagai filsuf Stoikisme ternama. Stoikisme adalah aliran filsafat Yunani-Romawi kuno yang mengajarkan tentang cara hidup yang bermakna dan bahagia.
Menurut Marcus Aurelius, kebahagiaan sejati bukanlah sesuatu yang datang dari luar diri kita, melainkan dari cara pandang dan respon kita terhadap dunia.
Berikut beberapa cara menerapkan kebahagiaan ala Marcus Aurelius dalam Ramadhan:
1. Menerima Segala Sesuatu dengan Ikhlas:
Marcus Aurelius sering berkata, "Apa yang terjadi padamu adalah apa yang telah diberikan padamu. Apa yang telah diberikan padamu adalah apa yang telah ditakdirkan untukmu." Dalam Ramadhan, kita dapat melatih diri untuk menerima segala sesuatu dengan ikhlas, baik itu lapar, haus, atau godaan lainnya.
Seperti apa yang kita alami dalam kehidupan, baik itu kita senang atau tidak, karena tidak semua yang baik menurut kita baik menurut Allah, begitu juga sebaliknya terkadang yang menurut Allah baik, kita anggap buruk.
2. Fokus pada Hal-Hal yang Bisa Dikendalikan:
Marcus Aurelius juga berkata, "Hanya ada satu hal yang benar-benar di bawah kendalimu: pikiranmu." Dalam Ramadhan, kita dapat fokus pada hal-hal yang bisa kita kendalikan, seperti mengisi hari-hari dengan ibadah, membaca Al-Quran, dan bersedekah. Apa yang akan Allah balaskan di kemudian hari dibalas dengan apapun kita pasrahkan kepada Allah.
3. Menjalani Hidup dengan Sederhana:
Marcus Aurelius hidup dengan sederhana dan tidak terikat dengan harta benda. Dalam Ramadhan, kita dapat melatih diri untuk hidup sederhana dan tidak berlebihan dalam konsumsi makanan dan minuman.