Menikmati Lebaran di Tengah Pandemi, Tetaplah Berkesan
Lalu apakah kehadiran lebaran menjadi kurang bermakna? Jawaban semestinya tentunya tidak. Makna lebaran seharusnya tidak akan berkurang hanya karena kita menerapakan berbagai aturan terkait pencegahan Covid-19.
Mengucapkan selamat Idul Fitri tanpa bertatap muka langsung, tentunya tidaklah akan mengurangi nilai dari ucapan selamat itu sendiri. Bagi yang berhalangan mudik atau yang menahan diri di rumah, tentulah tak sepatutnya merisaukan ucapan selamat Idul Fitri yang cuma dikirim di dunia maya atau melalui sambungan telepon menjadi tak bernilai.
Demikian pula orang yang mengucapkan mohon maaf lahir batin tanpa bersalaman secara langsung. Seharusnya tak pula harus ragu bahwa tindakan tersebut kurang pantas untuk di lakukan. Tetap saja itu tidak akan mengurangi nilai permintaan maaf dan silaturrahmi yang terkandung di dalamnya.
Lebaran kali ini memang berbeda dari lebaran tahun-tahun yang lampau. Tapi justru keberbedaan itu membuat lebaran ini menjadi istimewa.
Banyak hal yang dapat kita ambil pelajaran dari lebaran yang istimewa ini. Salah satunya adalah kita tetap menjalin silaturrahmi dan bermaaf maafan sekalipun dalam kondisi serba terbatas ini. Justru kondisi yang serba terbatas tersebut menjadi batu ujian bagi kita untuk menjadi orang yang lebih kuat lagi ke depannya menghadapi berbagai kesulitan hidup dan juga perubahan zaman.
Artinya, sekalipun hari raya Idul Fitri kali ini kita lalui dalam keadaan yang berbeda. Maka bukan berarti kita tidak bisa menikmatinya. Lebaran ini tentunya tetap menjadi lebaran yang berkesan, seperti halnya lebaran tahun-tahun yang lalu.
Bisa jadi, justru kesan yang kita dapat kan terasa lebih mendalam. Karena kita mampu menikmati Idul Fitri ini dengan segala keterbatasannya. Tanpa keluh kesah tentunya. Jadi mari kita nikmati saja.