Guru yang energik, atraktif dan murah senyum. Motivator dan penulis buku kependidikan. Juara kedua kompetisi edukasi Anlene Hidup Penuh Makna. Saat ini mengampu mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri 164 Jakarta Selatan.
Bahaya Mempersulit Urusan Orang Lain
Alkisah di suatu kompleks perumahan, terdapat sebuah masjid. Masjid tersebut besar dan indah. Masjid yang besar dan indah tersebut baru saja melakukan regenerasi pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM). Pengurus DKM dipilih oleh warga atau tepatnya perwakilan warga dari setiap RT. Dalam pemilihan tersebut Pak Suto terpilih secara aklamasi sebagai ketua DKM. Maka sejak saat itu Pak Suto resmi menjadi ketua umum DKM. Pada saat itu juga Pak Suto sudah mempunyai wakil. Sebutlah sebagai wakil ketua yaitu Pak Noyo. Sebagai ketua terpilih Pak Suto mengusulkan agar ada majelis syuro yang akan mengawasi kinerja timnya.
Pak Suto juga meminta pendapat kepada Pak Noyo terkait orang-orang yang bersedia dan layak menjadi bendahara dan sekretaris masjid. Dengan perdebatan yang panjang kali lebar kali luas kali tinggi dan perjuangan yang penuh onak dan duri Pak Suto dan Pak Noyo berhasil mendapatkan jamaah yang bersedia menjadi bendahara dan sekretaris. Bendahara dipercayakan kepada Pak Dadap sedangkan sekretaris dipercayakan kepada Pak Waru. Kini lengkaplah susunan inti pengurus DKM pimpinan Pak Suto.
Selang beberapa hari Pak Suto mengajak kumpul teman-teman pengurus tersebut ngobrol, lebih tepatnya sih rapat kecil. Namanya juga pengurus masjid tentu rapatnya di masjid bukan di mall. Untuk mengadakan rapat tersebut Pak Suto memilih di emperan masjid karena pandangan mata lebih leluasa menikmati indahnya malam dan udara lebih segar.
"Pak rapatnya kok di luar?" Tanya jamaah
"Iya Bu, lagi pada pengin ngangin."
"Lha bukannya punya ruang DKM yang bagus?"
"Nggak apa-apa Bu cuma berempat ini."
Rapat membahas seksi-seksi sebagai kelengkapan suatu organisasi berlangsung seru. Pak Waru sebagai sekretaris berkali-kali mencoret-coret kertas HVS yang tadinya putih bersih kini tak karuan kotornya.
"Bapak-bapak kok masih rapat di luar?" Tanya seorang jamaah
"Iya nggak apa-apa." Jawab mereka serentak
"Ntar masuk angin nyusahin istri lho." Canda jamaah lainnya
"Ngapain punya kantor DKM bagus kalau rapatnya di luar?"
Mendapatkan teguran dari beberapa jamaah tersebut lama kelamaan keempat orang itu jadi nggak enak hati.
"Mas tolong bukain pintu kantor DKM!" Suruh Pak Noyo kepada marbot
"Saya nggak pegang kuncinya Pak." Jawab marbot
"Coba ditelpon orang yang biasa pegang kuncinya nih pakai telpon saya." Kata Pak
Suto
Marbot bergegas menelpon seseorang. Lama sekali keempat pengurus itu menunggu. Pada layar telpon tertulis, "Anda tidak bisa melakukan panggilan."
"Lha kok aneh, seumur-umur baru kali ini telponku begini." Gerutu Pak Suto
"Coba dicek pulsanya?" Suruh Pak Noyo
"Masih banyak Pak." Jawab marbot
"Coba di wa, mungkin sedang sibuk orangnya." Kata Pak Dadap
Rapat berlanjut. Tiga seksi sudah terisi orang-orangnya. Tinggal satu seksi lagi. Tiba-tiba peserta rapat dikagetkan oleh bunyi nada dering wa dari hape Pak Suto. Pesan wa tersebut berasal dari orang yang diduga memegang kunci kantor DKM. Bunyinya; "Maaf Pak posisi saya jauh nggak bisa dihubungi, kunci kantor ada di ... (dia menuliskan nama seseorang)." Marbot segera menemui orang dimaksud. Sebentar kemudian kembali ke masjid. Dengan tergopoh-gopoh marbot menemui pengurus DKM hingga jatuh tersungkur karena kelelahan. Setelah diberi minum dan duduk tenang marbot berkata; "Saya minta maaf Bapak-Bapak. Saya merasa malu tidak berhasil mendapatkan kunci kantor."
"Yaudah nggak apa-apa." Kata Pak Suto
"Kamu nggak salah kok minta maaf." Kata Pak Noyo
Hari pun berganti. Shalat tarawih malam pertama di masjid tersebut baru saja usai. Masjid dipenuhi jamaah hingga keluar area masjid. Jamaah laki-laki dan perempuan semuanya bergembira menyambut Ramadhan. Tiga orang pengurus DKM duduk santai di sisi kanan mimbar menemani imam shalat tarawih dan witir yang masih tampak kelelahan. Tiba-tiba marbot menghampiri Pak Suto.
"Kotak amal dihitung sekarang ya Pak?"
"Iya, di hadapan pengurus ya."
"Baik Pak."
"Kunci kotaknya ada?"
"Masih dipegang pengurus lama Pak."
"Coba diminta baik-baik."
Marbot berlari menuju tempat bendahara lama berada.Tak berapa lama marbot kembali lagi menghadap pengurus dengan wajah pucat pasi.
"Kok balik lagi?" Tanya Pak Waru
"Kunci kotak amal nggak boleh diminta Pak?"
"Apa alasannya?"
"Katanya belum serah terima jabatan."
"Ooooo." Ketiga pengurus tertegun
Semoga saja semua kejadian di atas benar adanya bukan sesuatu yang disengaja untuk menyulitkan orang lain. Rasulullah saw bersabda; "Barangsiapa yang menyulitkan urusan (orang lain) maka Allah akan mempersulitnya pada hari kiamat." Dalam suatu kesempatan Rasulullah saw juga pernah berdoa; "Ya Allah, barangsiapa yang mengurusi urusan umatku lantas dia membuat susah mereka maka susahkanlah dia dan barangsiapa yang mempermudah urusan mereka maka permudahlah dia."(HR Muslim)