Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Human Resources

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Pekerja di Jakarta, Ramadan, dan Kesehatan Mental

13 Maret 2025   04:52 Diperbarui: 13 Maret 2025   12:56 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pekerja di Jakarta, Ramadan, dan Kesehatan Mental
Suasana kepadatan menunggu KRL (foto: widikurniawan)

Naik kendaraan pribadi macet, naik transportasi umum pun padat dan macet. Itulah keseharian pekerja di Jakarta yang tinggal di wilayah Jabodetabek.

"Kerja di Jakarta, kau bakal tua di jalan, sudah untung kalau tidak stres," kata-kata seorang kawan itu masih terngiang di telinga saya.

Padahal sudah belasan tahun yang lalu terucap, dari sebuah obrolan ngalor-ngidul di tepi jalan. Sambil menikmati nasi kucing dan segelas teh jahe.

Kini, saya masih menganggap ucapannya benar. Saya bekerja di Jakarta dengan segala hiruk pikuknya, sedangkan kawan itu masih saja tinggal di Solo dengan slow living yang terlihat nyaman.

Beberapa hari lalu, untuk kesekian puluh kalinya (atau mungkin kesekian ratus kalinya), saya melihat dua orang nyaris baku hantam. Sebuah pemandangan yang barangkali sudah terlalu biasa di Stasiun Manggarai dan stasiun-stasiun KRL lainnya.

Berebutan naik KRL (foto: widikurniawan)
Berebutan naik KRL (foto: widikurniawan)

Seorang lelaki tampak berusaha memaksakan diri masuk ke dalam KRL Commuter Line yang sudah padat penumpang. Tak kunjung berhasil mendorong tubuhnya, ia justru memantik emosi penumpang yang terlebih dahulu berdiri di bibir pintu kereta.

Keduanya nyaris adu fisik, dan memang lebih seringnya seperti itu ketika terjadi insiden di tengah keramaian penumpang kereta listrik. Selalu nyaris berkelahi, tapi tak pernah benar-benar saling adu jotos.

"Woi, puasa woii...! Sabar jangan berantem!" teriak entah siapa, dari tengah kerumunan orang.

Ya, bahkan di bulan Ramadan, ketika sebagian besar masyarakat tengah menunaikan ibadah puasa, masih ada jiwa-jiwa yang rentan terbakar emosinya.

Ketika kesabaran akan mudah ditukar dengan pahala di bulan Ramadan, rupanya masih banyak yang gagal mengelolanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Content Competition Selengkapnya

14 Mar 2025
SEDANG BERLANGSUNG
Diet Sampah Saat Ramadan
blog competition  ramadan bercerita 2025  ramadan bercerita 2025 hari 12 
15 Mar 2025

MYSTERY TOPIC

Mystery Topic 2
blog competition ramadan bercerita 2025 ramadan bercerita 2025 hari 13
16 Mar 2025
Agar Bukber Lebih Bermakna
blog competition ramadan bercerita 2025 ramadan bercerita 2025 hari 14
Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

Cara Seru Nunggu Bedug di Ketemu Ramadan

Ketemu di Ramadan hadir kembali. Selain sebagai ajang buka puasa bersama Kompasianer, ada hal seru yang berbeda dari tahun sebelumnya. Penasaran? Tunggu informasi selengkapnya!

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun