Wiwin Zein
Wiwin Zein Freelancer

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Menyambut Bulan Ramadan dalam Suasana Masih Pandemi

11 April 2021   09:35 Diperbarui: 11 April 2021   09:50 2690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menyambut Bulan Ramadan dalam Suasana Masih Pandemi
Sumber : pixabay.com

Beberapa saat lagi umat Islam akan memasuki bulan suci Ramadan. Dalam bulan tersebut semua umat Islam yang sudah baligh, sehat, mampu, dan berakal diwajibkan untuk melakukan ibadah puasa selama satu bulan penuh.

Menurut kalender penanggalan tahun Hijriyah, awal Ramadan tahun ini jatuh bertepatan dengan tanggal 13 April 2021. Namun pada H-1 biasanya pemerintah melalui kementerian agama mengadakan rukyatul hilal sebagai metode untuk memastikan awal Ramadan. Hasil dari rukyatul hilal ini mungkin sama hasilnya dengan kalender Hijriyah yang menggunakan metode hisab, tapi bisa juga hasilnya berbeda.

Metode rukyatul hilal adalah metode untuk menentukan awal bulan Hijriyah dengan cara merukyat (melihat/mengamati) hilal, yakni bentuk bulan yang pertama kali muncul setelah maghrib. Biasanya kemunculan hilal ini tidak lama. Hanya beberapa saat saja.  

Rukyatul hilal umumnya dilakukan di tempat-tempat terbuka atau tempat-tempat yang tinggi. Lokasi yang biasa dijadikan tempat melakukan rukyatul hilal jumlahnya sangat banyak, mulai dari dari Aceh sampai Papua.

Misalnya lokasi rukyatul hilal di Jawa Barat saja ada  8 tempat. Seperti di  Pantai Pelabuhan Ratu (Sukabumi), pantai Gebang (Cirebon), pantai Santolo (Garut), Observatorium Bosscha (Lembang), dan sebagainya.

Terlepas dari apakah hasil rukyatul hilal sama atau tidak dengan kalender Hijriyah, nanti pemerintah akan bersidang dengan melibatkan pihak-pihak terkait dan kompeten untuk menentukan awal bulan Ramadan. Keputusan pemerintah bisa dijadikan dasar oleh Umat Islam untuk memulai melaksanakan ibadah puasa.  

Sama halnya seperti bulan Ramadan tahun 2020 (1441 H) lalu, bulan Ramadan tahun ini pun masih dalam suasana penuh keprihatinan. Ya, karena saat ini masih dalam suasana pandemi covid-19 (virus corona).

Tahun 2020 lalu datangnya bulan Ramadan persis di bulan ke-2 mulai adanya pandemi covid-19 (virus corona) di Indonesia. Pertama kali adanya kasus virus corona adalah bulan Maret 2020, sementara bulan Ramadan tahun2020 lalu dimulai pada tanggal 24 April 2020.

Waktu itu banyak orang berfikir bahwa bulan Ramadan mendatang (yakni tahun 2021 ini) pandemi covid-19 (virus corona) sudah berakhir. Namun ternyata tidak. Sampai saat ini pandemi covid-19 (virus corona) masih mewabah dan masih mengancam kehidupan semua orang.

Oleh karena itu di bulan Ramadan tahun ini pun segala aktivitas yang biasa dilakukan di bulan Ramadan seperti shalat tarawih, buka bersama, kuliah shubuh, dan lain-lain masih dalam lingkup pembatasan-pembatasan.  Artinya segala aktivitas yang dilakukan tidak bisa dilakukan seperti dalam keadaan normal, tapi harus sesuai dengan protokol kesehatan.

Dalam hal ini pemerintah melalui kementerian agama telah menerbitkan panduan berupa Surat Edaran Nomor 03 Tahun 2021 Tentang Panduan Ibadah Ramadan dan Idul Fitri 1442 H./2021 M. Panduan tersebut bisa dijadikan acuan oleh umat Islam dalam melakukan segala aktivitas di bulan Ramadan yang masih dalam situasi pandemi ini.   

Panduan Ibadah Ramadan dan Idul Fitri yang diterbitkan pemerintah tersebut tentu bertujuan agar umat Islam aman  dan nyaman dalam melaksanakan semua aktivitas keagamaan di bulan Ramadan. Adapun beberapa poin penting yang ada dalam panduan tersebut antara lain :   

Pertama, sahur dan buka puasa dianjurkan dilakukan di rumah masing-masing bersama keluarga inti. Artinya kegiatan sahur atau buka bersama yang sering dilakukan oleh banyak pihak pada bulan Ramadan sebelum adanya pandemi covid-19 (virus corona) sebaiknya tidak dilakukan di bulan  Ramadan tahun ini.

Sahur atau buka bersama tidak bisa tidak melibatkan banyak orang dan ada kerumunan. Hal itu tentu beresiko terjadinya penularan virus corona.

Kedua, kegiatan ibadah seperti shalat fardu berjamaah, shalat tarawih, tadarrus al-Qur'an, dan lain-lain bisa dilakukan di dalam masjid/musholla dengan pembatasan jumlah kehadiran paling banyak  sebesar 50% dari kapasitas masjiid/musholla. Itu juga dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Ketiga, kegiatan ceramah, taushiyah, kultum Ramadan, dan kuliah shubuh dilakukan paling lama selama 15 menit. Para pemberi materi (penceramah) dari kegiatan tersebut diharapkan agar tetap menjaga ukhuwah islamiyyah, ukhuwah wathaniyyah, dan ukhuwah basyariyyah, serta tidak mempertentangkan masalah khilafiyah yang dapat mengganggu persatuan umat.

Selain itu para materi dari kegiatan tersebut diharapkan  berperan memperkuat nilai-nilai keimanan, ketakwaan, akhlaqul karimah, kemaslahatan umat, dan nilai-nilai kebangsaan. Hal itu bisa disampaikan melalui  bahasa dakwah yang tepat dan bijak sesuai tuntunan al-Qur'an dan as-Sunnah.

Keempat, shalat Idul Fitri dapat dilaksanakan di lapangan  terbuka atau masjid dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Namun jika perkembangan covid-19 mengalami peningkatan berdasarkan pengumuman Gugus Tugas Percepatan Penanganan covid-19, shalat Idul Fitri sebaiknya tidak dilakukan di lapangan  terbuka atau masjid, tapi di rumah masing-masing.

Melaksanakan ibadah puasa di masa pandemi memang berat, tapi justru hal itu akan menjadi nilai tambah bagi mereka yang melaksanakannya. Selamat melaksanakan ibadah puasa bagi semua umat Islam. Mudah-mudahan diberi kekuatan, keikhlasan,  dan kesabaran dalam melaksanakannya.     

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun