Surat untuk Kampung Halamanku
Semoga kamu baik-baik saja sekembali kami sekeluarga ke tempat domisili saat ini. Sebenarnya kami masih kangen. Kami berat meninggalkanmu, tapi apa boleh buat kami harus kembali karena mempunyai kehidupan di sini.
Kami harus kembali mulai melakukan aktivitas menyangkut pekerjaan, Anak-anak kami juga harus kembali melakukan aktivitas belajar di sekolah.
Banyak kenangan indah bersamamu. Sebab dulu aku dilahirkan dan dibesarkan di salah satu bagian dari dirimu. Aku memulai kehidupan bersamamu. Aku mulai mengenal dunia bersamamu. Aku juga mulai mengenal nilai-nilai kebersamaan, kekeluargaan, dan gotong royong bersamamu.
Aku teringat orang-orang yang ada bersamamu. Mereka ramah-ramah, peduli, sangat kekeluargaan, dan penuh kehangatan. Setiap bertemu mereka tersenyum ramah. Setiap berjumpa mereka menyapa. Begitu pula setiap membutuhkan pertolongan mereka dengan senang hati membantu.
Aku berharap semoga orang-orang yang sekarang tinggal bersamamu senantiasa hidup rukun, harmonis, aman, dan damai.. Mereka senantiasa mengedepankan nilai-nilai yang baik, seperti kekeluargaan, toleransi, dan persaudaraan.
Aku juga berharap semoga orang-orang yang sekarang tinggal bersamamu senantiasa hidup bahagia, sejahtera lahir dan batin. Mereka menjadi orang-orang yang bisa mensyukuri segala macam nikmat dan anugerah yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Pemurah.
Aku memang sudah ada lagi di sini dan jauh darimu. Tapi percayalah, aku selalu memikirkan dan merindukanmu. Aku selalu ingat segala pengalaman dan kenangan indah bersamamu.
Aku selalu rindu akan kesegaran udaramu dan keindahan alam mu. Aku juga senantiasa mengikuti perkembanganmu dari sini melalui berbagai platform media sosial.
Aku berharap orang-orang yang tinggal bersamamu selalu menjaga dan merawatmu dengan baik. Mereka selalu menjaga kelestarian, keindahan, dan kebersihanmu sepanjang waktu.
Semoga kamu dijauhkan dari orang-orang yang serakah, yaitu orang-orang yang hanya ingin mengeruk keuntungan darimu sebanyak-banyaknya dengan mengeksploitasimu habis-habisan tanpa mempedulikan dan menjaga kelestarianmu. Mereka hanya ingin memperkaya diri sendiri dengan merusakmu.
Percayalah suatu waktu aku akan kembali menemuimu, walau pun mungkin hanya setahun sekali. Bukannya aku tidak mau setiap waktu menemuimu, tapi apa boleh buat hal itu tidak memungkinkan aku lakukan karena berbagai kesibukan yang aku lakukan.
Akhir kata, semoga kita semua senantiasa ada dalam perkenan dan lindungan Tuhan Yang Maha Kuasa. Sekian dan terima kasih.
Hormat aku,