Keutamaan Puasa 6 Hari di Bulan Syawal Setara dengan Puasa Satu Tahun?
Setelah melaksanakan ibadah puasa wajib di bulan Ramadan, umat Islam dianjurkan untuk berpuasa selama enam hari di bulan Syawal. Dalam banyak hadits Nabi Muhammad SAW, antara lain dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud, Ibnu Majah, Muslim, dan Tirmidzi disebutkan tentang keutamaan berpuasa selama enam hari di bulan Syawal.
Misalnya dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Rasulullah SAW bersabda:"Barangsiapa berpuasa ramadan kemudian mengikutinya dengan berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka itu senilai dengan puasa satu tahun."
Dengan redaksi yang sedikit berbeda, dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud juga dikatakan seperti itu. Bedanya di ujung hadits tidak disebutkan dengan kesimpulan "senilai dengan puasa satu tahun" tapi dengan kesimpulan "seolah-olah ia berpuasa satu tahun."
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi pun demikian. Redaksi kesimpulannya yang sedikit berbeda. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi disebutkan dengan kesimpulan "sama dengan puasa setahun penuh."
Kendati redaksinya sedikit berbeda tapi intinya sama, yakni untuk mendapatkan keutamaan puasa yang "senilai dengan puasa satu tahun" atau "seolah-olah berpuasa satu tahun" atau "sama dengan puasa setahun penuh", maka puasa enam hari di bulan Syawal harus dimulai dengan puasa di bulan Ramadan terlebih dahulu.
Jadi puasa enam hari di bulan Syawal tidak berdiri sendiri. Puasa enam hari di bulan Syawal merupakan kelanjutan dan tambahan dari ibadah puasa di bulan Ramadan.
Artinya orang tidak bisa serta merta sekonyong-konyong berharap untuk mendapatkan keutamaan pahala berpuasa yang senilai atau sama dengan berpuasa selama satu tahun tanpa berpuasa di bulan Ramadan terlebih dahulu.
Puasa enam hari di bulan Syawal merupakan pelengkap atau penyempurna dari ibadah puasa di bulan Ramadan itu sendiri. Lebih dari itu puasa enam hari di bulan Syawal merupakan bentuk ketaatan dan kesyukuran seorang hamba kepada Tuhannya.
Akan tetapi, walau pun dianggap sebagai kelanjutan dan tambahan dari ibadah puasa di bulan Ramadan, puasa enam hari di bulan Syawal hukumnya berbeda dengan ibadah puasa di bulan Ramadan.
Hukum ibadah puasa di bulan Ramadan adalah wajib. Namanya juga wajib, ibadah puasa di bulan Ramadan tidak bisa tidak harus dijalankan oleh umat Islam yang sudah memenuhi syarat.
Sedangkan hukum berpuasa enam hari di bulan Syawal adalah sunat. Namanya juga sunat, boleh dijalankan oleh umat Islam boleh juga tidak.
Kategori sunat itu jika dijalankan atau dilakukan akan mendapatkan pahala (keutamaan). Sementara jika tidak dijalankan atau dilakukan tidak akan berdosa dan tidak akan mendapatkan pahala.
Puasa enam hari di bulan Syawal boleh dilakukan secara berturut-turut/berurutan, tapi boleh juga tidak secara berturut-turut/berurutan. Intinya berpuasa selama 6 hari dalam rentang waktu masih bulan Syawal, kecuali pada tanggal satu Syawal.
Mengapa pada tanggal satu Syawal tidak boleh melakukan ibadah puasa? Sebab tanggal satu Syawal adalah hari raya Idulfitri alias hari raya lebaran. Hari raya Idulfitri alias hari raya lebaran merupakan satu dari lima hari dalam setahun (tahun Hijriyah) yang diharamkan untuk berpuasa.
Empat hari lain yang diharamkan untuk berpuasa adalah hari raya Iduladha dan tiga hari pada hari Tasyrik, yakni pada tanggal 11,12, dan 13 bulan Zulhijjah.
Sebagai kesimpulan, untuk menjalankan ibadah puasa selama enam hari di bulan Syawal terlebih dahulu, sebelumnya harus melakukan ibadah puasa di bulan ramadan. Jika hal itu dilakukan, insya Allah akan mendapat keutamaan pahala yang "senilai dengan puasa satu tahun" atau "seolah-olah berpuasa satu tahun" atau "sama dengan puasa setahun penuh".