Woro seto
Woro seto Jurnalis

Konten kreator, Pengusaha kecil, suka nulis hal receh dan pengamat sosmed

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Harapanku di Ramadhan 2019: Membunuh Sifat Binatang dalam Diri

6 Mei 2019   13:25 Diperbarui: 6 Mei 2019   13:28 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Harapanku di Ramadhan 2019: Membunuh Sifat Binatang dalam Diri
Goingtojannah.wordpress.com

Sidang isbat para ulama telah menetapkan bahwa 1 Ramadhan jatuh pada 6 Mei 2019. Berarti hari ini kita wajib berpuasa selama 30 hari menjalankan rukum islam ketiga. Bulan ini penuh berkah dengan segala amalan-amalan yang penuh dengan pahala.

Entah mengapa, harapanku di Ramadhan 2019 ini ingin menjadi manusia seutuhnya. Menjadi manusia yang mampu mematikan rasa kebinatangan. Rasa serakah dan tidak mau mengalah dalam diriku. Aku ingin mengotimalkan Sifat-sifat lahiriyah manusia dalam diriku, yakni berbudi pekerti, hatinya dipenuhi dengan nilai kebaikan tanpa pamrih.

Aku jadi teringat sebuah pepatah, "Man Arafa Nasahu, Faqad Arafa Rabbuhu", yang artinya siapa yang mengetahui akan dirinya, dia akan mengetahui Tuhannya. Kalimat itu saya maknai bahwasannya Allah mencerminkan sifat-sifat ketuhanan dalam diri manusia, yakni sifat-sfat yang penuh kebaikan.

Saya ingin bercerita bahwa setahun belakangan ini banyak hal terjadi di sekeliling kita. Misalnya saja suhu politik yang panas membuat hati kita ikutan panas. Ketika kita membuka sosial media, banyak foto, video dan cuitan-cuitan beredar di linimasa yang mungkin menyulut emosi kita.

Unila.ac.id
Unila.ac.id

Peristiwa politik yang terjadi membuat kita saling menghina, mencaci dan menyalahkan. Kita perang komentar  dan saling mengeklaim bahwa diri kita yang paling benar sementara orang lain salah.

Misalnya saja, diantara kita pernah berdebat soal pilihan calon presiden. Kita adu mulut hingga umpatan-umpatan segala jenis binatang terlontar . Kita meyakini kita paling benar, kita paling pintar dan kita nggak mau dianggap kalah dan salah. Hingga kita saling memutuskan tali silaturahmi.

Mungkin di antara kita sudah tak ingin saling sapa, tak ingin berbincang, melempar senyum dan tawa gara-gara hal-hal yang bersifat duniawi.

Saya jadi teringat Ayat Alqur'an QS. Asy Syuraa : 20 yang artinya:

"Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat". (QS. Asy Syuraa : 20).

Panasnya hati kita mematikan cahaya ilahi dalam diri kita. Kita ingin dinilai paling pintar dan menuding lawan dengan tuduhan jahat sehingga rasa simpati dan empati dalam diri kita perlahan punah.

Padahal, Allah telah menciptakan hati, pikiran dan rasa untuk saling menghargai sesama. Untuk terus belajar dan untuk saling menyayangi dan mengasihi.

Fimny.or.id
Fimny.or.id

Allah telah menciptkan rasa cinta di hari manusia. Maka sebaiknya kita sebar cinta itu untuk semua, kepada manusia, kepada binatang, kepada tumbuhan kepada alam. Cinta itu akun terus tumbuh dan terus mengakar di hati kita.

Betapa indahnya bila kita menmbunuh rasa kebinatangan dalm hati dan melahirkan cinta. Rasa cinta itu yang akan membuat kita semakin paham akan kehidupan dan sang maha pencipta.

Bertepatan dengan bulan Ramadhan ini, mari kita sebarkan cinta dengan rajin berbagi ke sesama, sedekah ke tetangga dan lebih peduli dengan keluarga. Mungkin selama ini kita sibuk bekerja sehingga tidak pernah bertatap muka dengan tetangga. Ketika sholat kita lebih banyak mengerjakan di rumah, di Ramadhan ini menjadi momentum kita untuk lebih menjalin rasa persaudaraan seperti yang diajarkan Nabi Muhammad.

Puasa kita di bulan Ramadhan adalah sebagai bentuk rasa empati kepada fakir miskin yang kelaparan. Kita diminta untuk ikut merasakn menjalani hidup seperti mereka. Sehingga dengan puasa kiat semakin lemah lembut dan mengasihi sesama manusia. Jika kita mampu, maka derajat kita akan ditinggikan Allah SWT.

Di bulan Ramadhan 2019 ini, mari kita rajut silaturahmi, rajut kedamaian dalam hati, sikap tenggang rasa dan saling memuliakan manusia. Semoga Ramadhan 2019 ini menjadi berkah untuk semua, untuk negara dan bangsa kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun