RAMADAN
Mengadukan Cinta kepada Tuhan dan Kanjeng Nabi agar Tidak Galau Lagi
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Andaikan tak ada cinta yang menggores kalbu, tak mungkin engkau mencucurkan air matamu.
Meratapi puing-puing kenangan masa lalu berjaga mengenang pohon ban dan gunung yang kau rindu.
Bagaimana kau dapat mengingkari cinta sedangkan saksi adil telah menyaksikannya
Berupa deraian air mata dan jatuh sakit amat sengsara
Duka nestapa telah membentuk dua garisnya isak tangis dan sakit lemah tak berdaya.
Bagai mawar kuning dan merah yang melekat pada dua pipi.
Memang benar bayangan orang yang kucinta selalu hadir membangunkan tidurku untuk terjaga
Dan memang cinta sebagai penghalang bagi siempunya antara dirinya dan kelezatan cinta yang berakhir derita
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!