Finansial Sehat Anti Boncos Saat Ramadan dan Idul Fitri
Ada seorang milenial yang aktif bekerja mengatakan bahwa dia bingung mengatur keuangan untuk Ramadan dan Idul Fitri?
Mengapa bingung? Saya balik bertanya kepadanya. Jawabannya sungguh tidak disangka. Dia berpikir saat Ramadan ,berpuasa, dia dapat berhemat . Dia berpikir uang belanja bisa irit karena puasa.Nyatanya, di bulan Ramadan belanjanya justru membengkak.
Pertanyaan pertama yang membuat dirinya terdiam adalah sudah buat anggaran belum? Dia Cuma terdiam senyap karena menurut dia tak akan terjadi karena menganggap tak perlu membuat anggaran yang membuatnya pusing.
Anggaran jadi masalah utama bagi sebagian orang yang melakukan ibadah Ramadan dan Idul FItri. Dua event yang spesial ini perlu mendapat perhatian khusus.
Memang 1-2 minggu sebelum Lebaran, sebagian besar pekerja baik PNS, swasta akan mendapatkan THR. Namun, THR itu digunakan untuk biaya-biaya selama Idul Fitri, sementara untuk Ramadan ada anggaran yang perlu dibuat.
Berikut ini adalah tips untuk pengelolaan keuangan agar tidak boncos
1. Anggaran Ramadan
Khusus untuk Ramadan, buatlah anggaran pengeluaran untuk kegiatan Ramadan, mulai dari buka puasa, sahur, dan kegiatan bersama dengan teman dalam berbuka puasa.
Hitung secara terinci berapa biaya masing-masing pos dan total dalam sebulan.
APabila sudah dianggarkan, evaluasi kembali apakah anggaran itu sudah sesuai dengan gaji, pemasukan dan pendapatan.
Apabila pengeluaran masih terlalu besar, maka buat anggaran baru untuk menyeimbangkan antara pengeluaran dan pemasukan.
2. Anggaran Idul Fitri
Sebagian besar ibu-ibu ingin belanja keperluan Idul Fitri, sementara THR belum diterima, lalu bagaimana bisa menghitung pengeluaran untuk Idul FItri apabila THR belum juga diterima.
Sebaiknya belanja Idul Fitri harus dilakukan saat THR diterima.
Begitu diterima, buatlah anggaran keperluan Idul Fitri mulai dari kebutuhan baju, pakaian, makanan, mudik, dan THR untuk anggota keluarga (pembantu, supir dan lainnya).
Biaya mudik adalah biaya terbesar oleh karena itu hitung secara cermat mulai dari transportasi (bensin, tol, ) makan, akomodasi dan wisata di tempat tujuan.
3. Utamakan kebutuhan bukan keinginan
Saat puasa, justru banyak godaan untuk membeli berbagai barang dengan harga diskon. Beberapa mall besar membuat event diskon dengan program night sale , juga dengan berbagai produk diskon yang jor-joran.
Memanfaatkan diskon sah-sah saja, tapi tetap dalam jalur yang benar. Membeli kebutuhan Ramadan THR harus sesuai dengan kebutuhannya bukan keinginan sehingga membuat kantong Anda terkuras habis.
4. Buat daftar menu sahur dan terbuka
Di poin satu dikatakan untuk membuat anggaran sahur dan buka. Strategi buat anggaran tidak bisa dilakukan jika tidak mengetahui apa yang ingin dibeli untuk sahur dan buka.
Buatlah daftar menu sahur dan berbuka agar Anda dapat berhemat dan tidak bingung . Pengeluaran lebih irit jika Anda dapat memasak sendiri , tidak perlu berbuka di luar terus menerus.
Catatlah semua pengeluaran harian dan Anda bisa evaluasi apakah antara anggaran dengan realisasi tidak berbeda atau justru jauh berbeda?
5.Hindari Buka Puasa Bersama secara berlebihan
Undangan berbuka puasa dari kantor, teman begitu banyaknya. Tentu undangan yang harus mengeluarkan kocek sendiri harus diperhitungkan.
Apabila harus mengeluarkan dana sendiri, batasi buka bersama misalnya satu minggu satu kali.
6. Investasi
Apabila Anda sudah mendapat THR, ingatlah bahwa THR itu bukan dihabiskan untuk dua hari Lebaran atau seminggu Lebaran.
Masih ada 1 bulan setelah Lebaran yang masih harus menggunakan anggaran THR karena biasanya THR itu merupakan satu kesatuan dengan gaji. Artinya Anda harus mengelola pemasukan THR dan gaji dengan pengeluaran THR dengan satu bulan pengeluaran rutin.
Sebaiknya pikirkan untuk prioritas untuk posting investasi disamping biaya mudik dan biaya lebaran yang lainnya. Investasi baik itu jangka pendek, menengah atau panjang sesuai dengan profil.
Saran praktis saya adalah , jika Anda mendapatkan dana ekstra, utamakan untuk investasi karena kita butuh ekstra passive income untuk menunjang operasional harian atau yang akan datang.
7. Prioritas Zakat
Menurut Deputi Badan Amil Zakat Nasional mengatakan bahwa zakat mal merupakan zakat kepemilikan harta. Besarnya sekitar 2,5 persen dari jumlah harta yang dimiliki selama setahun.
Ketentuan lainnya jika penghasilan setahun sudah setara dengan harga 85 gram emas, maka diwajibkan untuk melakukan zakat mal.
Untuk itu, sebaiknya sisihkan uang zakat dari THR yang diterima.
8. Biaya-biaya tak terduga
Di bulan Ramadan dan Idul Fitri, selalu ada saja biaya tak terduga yang muncul karena masalah keinginan bukan kebutuhan.
Dari keinginan itu , Anda harus cerdas membuat Anggaran.
Berbagai macam anggaran yang harus disesuaikan dengan kebutuhan keuangan.
Beberapa contoh dari biaya tak terduga yang seharusnya bisa dihilangkan, liburan panjang saat Lebaran, belanja pakaian, makanan yang berlebihan, membeli barang diskon yang tak dibutuhkan,berbuka puasa bersama dengan teman-teman.
Kunci utama dari keberhasilan dari anggaran dan rencana keuangan adalah komitmen untuk melakukan apa yang benar telah dianggarkan. Eksekusi apa yang telah dianggarkan.