Agus Sutisna
Agus Sutisna Dosen

Dosen | Pegiat Sosial | Menulis berharap ridho Allah dan manfaat bagi sesama.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Ramadhan Talks (4): Etika Makan-Minum dan Menu Ramadhan Rosulullah

17 Maret 2024   23:15 Diperbarui: 17 Maret 2024   23:18 787
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ramadhan Talks (4): Etika Makan-Minum dan Menu Ramadhan Rosulullah
www.detik.com

Bagi umat Islam, perilaku keseharian Nabi Muhammad SAW adalah contoh yang harus selalu diteladani. Bukan saja dalam urusan ibadah, amalan-amalan keagamaan atau aktifitas sosial. Melainkan juga dalam pola hidup keseharian yang bersifat private, termasuk dalam cara makan dan minum, serta jenis-jenis makanan dan minuman yang biasa beliau konsumsi.

Pesan Illahiyah agar umat Islam meneladani jejak langkah dan perilaku Nabi Muhammad SAW itu tertuang antara lain dalam Al Quran Surat Al Ahzb ayat 21: 

"Sesungguhnya telah ada dalam diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat, dan dia banyak menyebut Allah." 

Perihal makan dan minum sendiri, di dalam Al Quran telah disyariatkan berbagai kaidah syar'i yang wajib diikuti dan dilaksanakan oleh umat Islam. Diantara kaidah-kaidah dasar itu tercantum dalam Al Quran Surat Al Baqoroh ayat 168: 

"Wahai manusia, makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh setan itu musuh yang nyata bagimu."

Kemudian juga terdapat di dalam Al Quran Surat Al-Ma'idah ayat 3: "Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, dan (daging) hewan yang disembelih bukan atas (nama) Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu sembelih. Dan (diharamkan pula) yang disembelih untuk berhala...." 

Etika Makan-Minum Rosulullah

Berdasarkan kedua ayat tersebut, maka adab (etika) syar'i pertama yang wajib dilakukan oleh umat Islam adalah mengkonsumsi makanan dan minuman yang benar-benar halal dan baik (halalan thoyyiban), dan tidak tercampur sedikitpun dengan unsur-unsur yang haram. Baik dalam cara memperoleh maupun di dalam kandungan jenis makanannya sendiri.

Terkait pentingnya kehalalan dan kebaikan makanan itu, para Ulama sepakat bahwa makanan yang haram dan tidak baik dapat melahirkan dampak buruk, bukan saja secara medis terhadap kondisi tubuh. Melainkan juga pada dua aspek penting dalam kehidupan pribadi seorang muslim/muslimah. Pertama dapat membentuk pribadi yang berkarakter buruk seperti durhaka pada orang tua dan kebiasaan melakukan berbagai jenis maksiat. Kedua dapat menghalangi dikabulkannya doa oleh Allah SWT.

Dalam pola makan-minum sendiri, Rosulullah SAW banyak memberikan pesan dan teladan yang seyogyanya diikuti oleh umat Islam, meski dalam beberapa kasus tentu saja bersifat kondisional. Beberapa etika (adab) makan dan minum itu antara lain sebagai berikut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun