Agus Sutisna
Agus Sutisna Dosen

Dosen | Pegiat Sosial | Menulis berharap ridho Allah dan manfaat bagi sesama.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Ramadhan Talks (19): Lailatul Qadar dan Resonansi Sosialnya

7 April 2024   16:10 Diperbarui: 8 April 2024   08:59 1371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ramadhan Talks (19): Lailatul Qadar dan Resonansi Sosialnya
Ilustrasi-- Umat Islam melakukan tadarus Al Quran di Masjid Nurul Bilad di KEK Pariwisata Mandalika, Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Rabu (13/4/2022).(ANTARA FOTO/AHMAD SUBAIDI)


Ketiga, "Malam yang Sempit." Maksudnya bahwa bumi menjadi sangat sempit karena demikian banyaknya malaikat yang turun membawa untuk mengantarkan keberkahan dan kedamaian serta menyapa dan menyalami orang-orang yang menghidupkan Lailatul Qadar dengan berbagai amalan ibadah seperti qiyamulail, tadarus Al Quran, berdoa, dan berdzikir.

Sebagimana sabda Nabi SAW dalam salah satu hadits, "Jika tiba Lailatul Qadar, malaikat Jibril turun dengan serombongan malaikat lalu mendoakan dan mengucapkan salam kepada setiap hamba yang berdiri atau duduk berdzikir mengingat Allah. Mereka turun dari terbenamnya matahari hingga terbit fajar." (HR. Imam Baihaqi). 

Hikmah dan Resonansi Sosial 

Lailatul Qadar sebagaimana makna tersebut di atas menyajikan banyak hikmah bagi siapa saja yang menghidupkannya dengan berbagai bentuk ibadah dan amalan-amalan muqorobah di malam itu.

Pertama, semua ibadah dan amalan baik di malam langka itu nilainya lebih baik dari ibadah dan amalan yang dilakukan selama seribu bulan. Sebagian ulama bahkan menafsirkan "seribu bulan" ini secara kualitatif, jadi bukan terhitung secara kuantitatif "seribu", melainkan beribu-beribu, unlimited.

Kedua, setiap orang yang menghidupkan Lailatul Qadar dengan berbagai bentuk ibadah dan amalan akan menerima limpahan keberkahan, karena Lailatul Qadar sendiri Allah nyatakan sebagai "malam yang diberkahi" (QS. Ad-Dukhan: 3)

Ketiga, orang yang menghidupkan Lailatul Qadar juga akan dikabulkan doa-doanya dan diampuni dosa-dosanya sebagaimana sabda Nabi SAW: "Barangsiapa menegakkan shalat pada malam Lailatul Qadr atas dorongan iman dan mengharap balasan (dari Allah), diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Imam Bukhari, Imam An Nasa'i, dan Imam Ahmad).

Keempat, orang yang menghidupkan Lailatul Qadar akan dimintakan ampunan atas dosa-dosanya sekaligus didoakan untuk segala kebaikan dunia dan akhirat oleh para Malaikat yang turun ke bumi di malam itu.

Kesemua hikmah itu tentu saja bisa diraih oleh siapapun sepanjang mau mengikhtiarkannya dengan sepenuh kesungguhan melalui totalitas penghambaan dan muroqobah kepada Allah, dan Allah kemudian ridho atas ikhtiarnya.

Lalu, adakah ciri atau tanda-tanda bahwa seseorang telah mendapatkan Lailatul Qadar yang agung itu? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun