Munir Sara
Munir Sara Administrasi

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian” --Pramoedya Ananta Toer-- (muniersara@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Shopping Dulu Baru Lebaran

25 April 2021   10:11 Diperbarui: 25 April 2021   10:26 3123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Shopping Dulu Baru Lebaran
Ilustrasi (sumber : save.id)

Lagi-lagi, konsumsi RT menjadi salah satu tools penting struktur ekonomi nasional. Saya masih ingat, di era SBY keluarlah bahasa nyinyir ini. "Tanpa pemerintah buat suatu apa, ekonomi tetap jalan--tumbuh." Kenapa bisa? Karena konsumsi RT adalah prime mover pertumbuhan ekonomi. Rakyatlah yang bekerja jungkir balik.

Persentase distribusi konsumsi RT terhadap PDB nasional, selalu di atas komponen pertumbuhan lain berdasarkan PDB pengeluaran; seperti belanja pemerintah, LNPRT, investasi, inventory dan net-ekspor. Konsumsi RT menjadi prime mover pertumbuhan ekonomi.

Apa artinya? Bahwa pengeluaran masyarakatlah yang selama ini menjadi salah satu struktur penting dalam teori pertumbuhan ekonomi nasional.

Maka tanpa peduli rakyat kepepet atau tidak, yang penting antum belanja. Titik. yang penting di data BPS ekonomi tumbuh di atas kertas.

Apa tidak songong namanya, kala rakyat kepepet begitu rupa, dikompori belanja, demi pertumbuhan ekonomi di atas kertas? Memangnya belanja bisa pakai daun jambu?

***

Pak Sarman adalah sosok security di tempat saya yang ulet. Kala dapat shift jaga, dia nangkring di pos tanpa bolos barang sekalipun.

Terkadang berdiri saja bagai sebatang lilin di depan gang, dari lohor ketemu subuh. Pendapatannya tak seberapa. Bininya sudah tiada. Punya anak bernama Ida.

Waktu kongko-kongko, awak bertanya, "kenapa om Sarman tak kawin sekali lagi. Apa lagi cuaca Bogor yang kadang dingin tak ketulungan? Toh om belum tampak tua bangka sebagaimana pak Rojali yang usianya sudah di tepi alam baka." Jawabnya, "mana sanggup kasih makan pak. Yang ada malah dosa, bini melarat."

Pak Sarman betul. Kebutuhan tetek bengek anak bini bukan soal remeh. Apalagi ukuran bini di abad ini, paket data juga memakan ongkos yang tak terkira mahalnya; yang perlu dipikirkan suami secara sungguh-sungguh.

Biar bini tak menderam-deram saban hari karena pendapatan kecil, biarkan dia main Tik Tok barang sedikit waktu saja di sela-sela urus anak dan dapur. Bila tidak, akan mutung kepanjangan dari maghrib hingga beduk subuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun