Yose Revela
Yose Revela Freelancer

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

TRADISI Pilihan

Hari Raya dan Sebuah Siklus Paradoks

3 Mei 2022   12:30 Diperbarui: 3 Mei 2022   12:43 848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hari Raya dan Sebuah Siklus Paradoks
Ilustrasi siklus paradoks (Brillio.net)

Jadi, bukan hal mengejutkan kalau fenomena menyimpang di hari raya ini mulai dikritisi sebagian orang, termasuk generasi muda. Alasannya simpel, selama esensinya menyimpang, sebuah penyimpangan tidak layak dilanjutkan, karena dampaknya jelas merusak.

Andai dasarnya memang murni kebersamaan momen hari raya (dari agama manapun) pasti akan selalu ditunggu dan dirindukan, karena jadi momen yang memperkuat kebersamaan, dan menyegarkan jiwa, bukan sebaliknya.

Pada akhirnya, hari raya keagamaan seharusnya menjadi satu momentum untuk bisa mendekatkan diri kepada Sang Pencipta secara spiritual dan vertikal, sekaligus membangun kebersamaan dan hubungan baik dengan sesama secara horizontal.

Jadi, jika titik pusatnya adalah ego pribadi semata, rasanya ini sudah sangat keterlaluan, karena sudah sangat mengkerdilkan esensi hari raya sedemikian rupa.

Lagipula, dalam porsinya sebagai satu momen spiritual, hari raya keagamaan adalah satu saat, dimana manusia diajak untuk tidak hanya melihat sesuatu secara fisik, tapi juga secara batin.

Apa yang bisa dilihat oleh hati, tidak selalu bisa dilihat oleh mata telanjang. Tapi, sekali bisa dilihat dan dirasakan, ia akan mendatangkan kesadaran yang pasti berdampak positif.

Joglo Pak Mantri, Lebaran 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun