Perang Sajadah, Kisah Ramadhan yang Tak Terlupakan
Banyak kejadian yang lucu di langgar saat Ramadhan. Yang paling saya ingat adalah saat kami 'perang sajadah' dan akhirnya dimarahi takmir karena jamaah terganggu oleh kegaduhan kami.
Bagaimana bisa? Begini ceritanya.
Di antara teman- teman sepermainan, kami punya satu orang teman yang sangat usil. Sebutlah namanya Joni.
Joni selalu membuat ulah yang menjengkelkan kami. Entah menarik kuncir anak perempuan, tiba-tiba njegug (memukul punggung) sesama anak laki-laki atau kadang menyembunyikan sandal kami.
Diam-diam sebenarnya kami punya dendam pada Joni, tapi kami agak takut karena badannya besar. Ya, dia anak terbesar di antara kami.
Malam itu saat sholat tarawih Joni kebetulan duduk dekat shof perempuan. Saat itu pembatas antara shof laki-laki dan perempuan berupa kelambu putih.
Kebetulan teman saya (yang berada di shof perempuan seperti saya) sajadahnya bersentuhan dengan sajadah Joni.
"Punya Joni," bisik saya. Dewi, teman saya ini agak terkejut. Melalui kelambu ia mengintip dan ternyata memang Joni ada di dekatnya. Mulailah sholatnya tidak khusyuk .
Ya, Dewi punya dendam tertentu pada Joni karena saat mengaji sandalnya sering disembunyikan.
"Awas ya.., " bisiknya. Waduh, saya merasa jadi provokator jadinya.. akan ada kejadian apa ini?
Di dua rakaat kedua saat sholat tarawih Dewi beristirahat.
"Aku ngaso dulu ya," katanya. Oh ya, sholat di langgar dilaksanakan 23 rakaat. Jadi ada banyak kesempatan bagi kami untuk beristirahat. He..he...