Yuli Anita
Yuli Anita Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Cerita tentang Parcel, Sederhana Namun Sangat Bermakna

2 April 2024   21:07 Diperbarui: 3 April 2024   17:32 1049
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita tentang Parcel, Sederhana Namun Sangat Bermakna
Ilustrasi tukang sayur, sumber gambar: KOMPAS/PRIYOMBODO 

Hari masih menunjukkan pukul enam pagi. Namun demikian sebuah kendaraan Tossa yang berisi penuh sayur mayur dan berbagai barang belanjaan telah berhenti di depan gang.

"Ayo... Belanja..belanja...," penjualnya menyapa ibu -ibu yang segera keluar gang dengan ramah. 

Ibu-ibu segera menyerbu ke Tossa dan mulai memilih sayuran atau lauk untuk dibeli. Dalam waktu sekejap tempe, tahu, ikan, ayam ,wortel, bayam langsung berpindah tempat, masuk kresek ibu-ibu.

"Pinten Pak Mus?" tanya Bu Siti salah seorang pembeli. Pak Mus mengamati isi kresek Bu Siti. Tanpa kalkulator ia langsung menjawab," Tujuh belas ribu..,"

Bu Siti langsung membuka dompetnya dan mengeluarkan selembar uang dua puluh ribuan. Pak Mus menerima pembayaran dan segera mengambil kembalian di belakang dagangannya. Tak lama kemudian sambil menyerahkan sebuah bungkusan Pak Mus berseru, "Taraaa, bingkisan lebaran buat Bu Siti..," 

Bu Siti menerima bungkusan itu dengan gembira.

"Walah .. dapat parcel aku..... Terima kasih Pak Mus..,"

Demi mendengar seruan Bu Siti, ibu-ibu yang lain segera menghentikan kegiatannya.

"Lha punyaku mana?" protes salah satu ibu.

"Aku juga...,"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun