Yuliyanti adalah seorang Ibu Rumah Tangga memiliki kesibukan mengurus bisnis keluarga. Sebagai penulis pemula telah meloloskan 7 antologi. Penulis bisa ditemui di IG: yuliyanti_yuli_adja Bergabung di Kompasiana 20, Oktober 2020
Berburu Takjil dengan Mas Bojo di Pasar Krempyengan
Tadi sore saya berburu takjil bersama Mas Bojo (suami) di pasar Krempyengan yang berada di Desa Sumyang, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten.
Nama krempyengan(sesaat) saya sematkan lantaran muncul jika bulan Ramadan saja. Setelahnya tempat tersebut kembali seperti semula, hanya ada lalu lalang kendaraan yang lewat.
Beruntung tidak hujan. Jadi bisa bermotor dengan suami dengan riang hati, menyusuri jalanan depan pabrik sarung yang lengang. Sebab karyawan belum pulang.
Setibanya di tempat saya kaget melihat suasana begitu sepi. Sepi dari pengunjung, berkurang pula penjualnya. Dulu pedagang di kisaran 15 orang. Tetapi kini yang bertahan tersisa tiga orang.
Keadaan ini berubah 180 derajat jauh sebelum covid-19. Dulu, sepanjang jalan depan Balai Desa dipenuhi beragam lapak yang menjual aneka takjil, sayuran hingga lauk-pauk siap santap.
Tapi kini takjil tidak lengkap. Tujuan saya ke pasar takjil hendak membeli gorengan hangat, tapi realita tidak selaras dengan ekspektasi.
Menurut Bu Anis salah satu penjual ysng madih bertahan, berkurangnya pedagang semenjak Covid-19 hingga Ramadan tahun 2024 ini.
Dagangan Bu Anis lebih lengkap, seperti foto yang saya sematkan.
Dari beliau saya membeli bakso penthol, tahu segar, lauk sambel welut dan pecel bakmi serta kerupuk rambak.
Sedangkan minuman, saya membeli es kopyor untuk Nak Nang. Setelah dimakan, katanya enak. Dan saya membeli sebungkus kolak. Lumayan.
Di sebelah kiri Bu Anis ada Mbak (N) penjaja aneka sosis bakar. Sebelum kedatangan saya, ada seorang anak yang membeli dagangannya.
Bocah tersebut menghitung nilai pembeliannya sendiri, dan menimbulkan gelak tawa lantaran keliru hitung. Kepada pedagan saya izin mengambil foto dan video setelah membayar belanjaan.
Semula saya hanya membeli sosis bakar serta beberapa dagangan milik Bu Anis. Namun, timbul rasa iba kepada penjual ketiga. Beliau bersama putranya menjual kepelan dan tempe buntel godong.
Lalu saya membeli kepelan satu bungkus dengan harga Rp 5000, hitung-hitung berbagi. Nah itulah kisah perburuan takjil di hari ke lima ini, gimana keseruan Anda?
#SemarakPasarTakjil
#EveryStoryMatters
#Ramadanbercerita2024
#diariramadan
#Ramadambercerita2024Hari 5
#ArtikelYuliyanti
#Klaten,05Maret2024
#Tulisanke-559
#MenulisdiKompasiana