Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Wiraswasta

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Baju Lebaran 2022: Antara Formalisme dan Esensi

16 April 2022   10:00 Diperbarui: 16 April 2022   10:08 1573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Baju Lebaran 2022: Antara Formalisme dan Esensi
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Jika ditarik pada persoalan yang lebih luas, formalisme itulah nampaknya yang sekarang menjangkiti sebagian umat islam Indonesia. Lebih focus pada apa yang tampak di permukaan, dibanding menggali apa yang ada didalam. Gampangnya, lebih baik berbaju islam, daripada berperilaku islami. Baju islami hanya sebagai kedok.

Oleh kelompok ini, Islam semata ada pada bentuknya saja. Bukan isi, yang terkandung didalamnya. Dalil-dalil ajaran islam dipahami teksnya saja. Sementara konteksnya diabaikan. 

Maka tak heran, belakangan ini banyak umat islam yang dandan pilih pakai gamis dan surban, agar perilakunya dinilai soleh. Namun nyatanya, perbuatan yang dilakukan sangat jauh dari ajaran islam.

Anda masih ingat peristiwa beberapa bulan lalu. Dimana ada sekelompok emak-emak berpakaian gamis, bawa mobil tapi berperilaku buruk. Masuk ke sebuah toko. Lalu mencuri beberapa karung beras. 

Sebagaimana di kutip dari Viva.co.id tanggal 9 maret 2022. Dilaporkan, ada mobil berhenti didepan sebuah toko beras. Lalu turun tiga orang emak-emak. Datanglah seorang pelayan menyambut mereka. Dua emak didepan sengaja bicara pada pelayan. Bertugas mengalihkan konsentrasi. Sementara yang satu orang berdiri paling belakang, mengambil beras ukuran 5 kg dengan cara dimasukkan kedalam gamis dibagian selangkangan. Untuk selanjutnya dia keluar dan masuk kedalam mobil.

Selain contoh tadi, masih banyak peristiwa buruk, yang justru mencederai islam, akibat terjadinya formalisme. Akibatnya, substansi ajaran islam jadi hilang. 

Padahal, substansi itulah sebenarnya yang harus menjadi ukuran paling utama. Ada di tempat paling awal, sebelum melaksanakan yang lain. Dampak berikutnya, ajaran islam menjadi tertutup. Sempit dan kecil. Karena dibatasi hanya pada penampilan luarnya saja. Sementara didalam, rusak parah. Bagai bara api yang membakar sekam dari dalam. Terjadi sedikit-demi sedikit. Untuk kemudian, pada akhirnya sekam habis tak tersisa.

Sebagaimana panduan QS. Al-A'raf Ayat 26 dalam memilih baju lebaran 2022, hendaknya islam memang dijalankan dari dua sisi sekaligus. Yakni teks dan isinya. Teks di jadikan pegangan. Karena teks berfungsi sebagai media dakwah dan syiar. Namun teks tersebut wajib memperhatikan isinya. Agar keberadaan teks menjadi maslahat atau membangun. Bukan malah jadi mudharat atau merusak.

Anda sudah punya baju lebaran 2022 yang terbaik..? Silahkan pakai. Apapun jenis, model dan warnanya. Karena itu adalah identitas teks anda yang berguna sebagai perhiasaan sebagaimana diperbolehkan oleh QS. Al-A'raf Ayat 26. Namun jangan lupa, sebelum dipakai, amati dulu secara seksama. Berdiri didepan kaca, bolak-balik lihat tubuh, teliti depan belakang. Lalu ukur dengan pertanyaan : Apakah baju yang anda kenakan sudah menutup aurat sesuai ketentuan..? Antara pusar dan lutut bagi laki-laki dan seluruh tubuh, kecuali bagian wajah dan telapak tangan, bagi perempuan..?

Jika sudah, silahkan anda melanglang buana, berkeliling bersama keluarga main-main ke para tetangga dan sanak saudara. Selain minta maaf atas segala salah dan dosa, niatkan silaturahim menjaga hubungan persaudaraan. Tapi ingat, jangan mencuri setoples kue dengan cara ambil diam-diam, lalu dimasukkan dalam saku gamis seperti emak-emak tadi. Atau bergunjing membicarakan baju yang dikenakan orang lain. 

Sekali lagi, jangan lakukan itu. Agar silaturahim anda dinaungi oleh rahmad dan barokah. Tapi jika anda maksa tetap mencuri atau bergunjing, maka bukan rahmad  dan barokah yang akan didapat. Melainkan laknat dan musibah. Meskipun kemewahan baju lebaran 2022 yang anda kenakan setara dengan milik putra-putri kerajaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun