Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Wiraswasta

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Jaga Hati Sebagai Persiapan Puasa

12 Maret 2024   08:07 Diperbarui: 12 Maret 2024   08:19 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jaga Hati Sebagai Persiapan Puasa
Ilustrasi Hati Yang Baik. Sumber Foto CapCut

Secara umum, persiapan puasa meliputi dua hal. Pertama fisik. Ini ada hubungan dengan makanan yang di konsumsi. Baik saat buka puasa maupun sahur. Pendapat pakar kesehatan dan dokter sudah banyak mengulas tentang itu.

Kedua, persiapan ruhani. Khusus yang ini, nampaknya lebih berat dibanding yang pertama. Berat karena tak ada hubungan dengan rasa kenyang. Tapi terkait kemampuan kita dalam mengelola hati.

Bicara tentang ruhani, pastilah harus melirik soal hati. Sebuah organ tubuh yang menurut hadits dapat memberi pengaruh sangat besar terhadap kondisi fisik seorang muslim. Pengaruhnya bahkan amat sangat vital.

Sabda Rosulullah SAW, "Didalam tubuh manusia ada segumpal daging. Kalau baik, maka baiklah seluruh tubuh manusia. Tapi kalau rusak, niscaya rusak pula seluruh tubuh manusia. Segumpal daging itu bernama hati". (HR. Bukhari Muslim).

Sementara itu, sudah banyak ahli agama yang menyatakan bahwa puasa merupakan ibadah sosial. Bukan hanya bicara tentang diri sendiri. Namun juga harus melihat realitas sosial dimana kita hidup.

Ambil contoh gampang dalam sebuah komunitas. Baik yang berbentuk paguyugan, panitia sebuah kegiatan, oganisasi formal, kelompok pengajian, majelis taklim dsb. Anda tahu, relasi antar anggota dalam ragam paguyuban itu tidak selalu mulus bagai jalan tol.

Pasti terdapat kendala. Yang lalu berujung pada timbulnya masalah. Bahkan pada satu kondsi, dapat membawa kerusakan. Bisa organisasinya yang bubar, atau antar anggotanya bertengkar.

Apa faktor hingga muncul hal negatif demikian..? Yang sering jadi penyebab adalah tingkah polah satu atau beberapa orang diantara beberapa anggota. Ya benar. Terdapat anggota komunitas yang kadang jadi "penyakit".

Mungkin karena merasa kurang puas atau ada motivasi lain, ada-ada saja kelakuannya. Entah fitnah, protes tak berkesudahan, meracuni anggota lain dengan opini negatif dan perbuatan-perbuatan merusak lain.

Bagaimana menghadapi kelakuan yang seperti itu..? Mau tidak mau, kita mesti menerimanya. Bahkan harus dengan rasa ikhlas dan legowo. Mengapa, karena itu semua merupakan pemberian Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun