Zahratun Nasywa Nabila
Zahratun Nasywa Nabila Mahasiswa

Just a girl who always try to improve her self

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Lebaran Tiba, Bocoran Outfit Lebaran Stylish!

25 Maret 2025   18:58 Diperbarui: 27 Maret 2025   14:12 1070
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lebaran Tiba, Bocoran Outfit Lebaran Stylish!
Dokumen pribadi penulis 

H-7 menuju lebaran, bahkan tidak sampai seminggu lagi kita akan menyambut hari lebaran. Bagi wanita, penampilan,looks dan outfit adalah kunci utama saat lebaran tiba. Sudah biasa jika ini akan menjadi ajang adu outfit nantinya. Tapi kita para wanita menikmati akan hal tersebut, kita merasa lebih percaya diri dengan mengenakan baju yang menurut kita bagus.

Untuk saya sendiri, saya tidak terlalu berfokus pada outfit pada hari kedua dan ketiga, saya dan keluarga lebih fokus untuk mempersiapkan baju lebaran di hari pertama. 

Karena saat lebaran saya berada di tanah melayu, Riau, saya se-keluarga sepakat untuk hari pertama tema baju lebarannya adalah baju melayu, tapi khusus yang laki laki, yaitu dua kakak laki laki saya dan ayah saya. Untuk kita yang perempuan, ibu saya dan saya, akan mengenakan kebaya. Ini sendiri adalah keputusan yang ditetapkan oleh ibu saya. 

Tetapi, saya dan ibu saya tetap membuat baju melayu yang akan dipadukan dengan songket. Jadi saya dan Ibu saya memiliki dua baju sebagai atasan dan satu bawahan yang sama, yaitu songket. Sedangkan kakak laki laki saya dan ayah saya cukup satu pasang baju melayu saja.

Kita tidak membeli baju yang langsung jadi, tetapi kita membeli bahan terlebih dahulu baru setelah itu kita akan antarkan ke penjahit. ibu saya sendiri sudah menyiapkan jauh hari sebelum ramadhan datang, karena takut akan penuh oleh orang lain.

ibu saya menyerahkan dan mempercayakan kepada saya untuk baju melayu, jadi saat saya berada di Jogja, saya menyempatkan untuk membeli kain terlebih dahulu. 

Saya sudah mendatangi lebih dari lima toko, tapi tidak ada yang sesuai dengan yang diinginkan ibu saya, karena ibu saya menginginkan baju bahan ala melayu dengan warna hijau sage, tentu di tanah Jawa ini akan sangat susah untuk mendapatkan kain dengan bahan tersebut karena melihat culture budaya yang ada. 

Tetapi setelah mencari lebih dari dua jam, akhirnya saya menemukan bahan yang sesuai keinginan ibu saya, tapi kendalanya adalah bahannya tidak cukup untuk dijahit dua orang, hanya cukup untuk satu orang saja, lalu saya mencari lagi dan lagi dan akhirnya ketemu. 

Saya pun langsung membeli kain tersebut dan bertanya serta meminta rekomendasi penjahit baju yang bagus di area Jogja. Saya mahasiswa baru di Jogja, saya belum terlalu mengenali Jogja hingga se-spesifik ini.

Setelah melakukan survei berdasarkan kartu nama yang diberikan oleh kasir dari saya membeli bahan kemarin, saya memutuskan untuk mempercayakan baju leebaran melayu saya kepada the kebaya, sebuah merk penjahit di Babarsari, toko ini juga menyediakan sewa kebaya! Saya jadi ingin sewa kebaya disini saat wisuda nanti.

Dokumen pribadi penulis
Dokumen pribadi penulis
Saya pun mengantarkan kain kesana dan setelah itu melakukan pengukuran badan. Memang disini sepertinya agak lama, bahkan lebih dari sebulan pun baju saya masih belum selesai, tetapi ketika saya dikabarin untuk fitting baju, saya sangat suka sekali dengan hasil jahitannya, sangat rapi.

Saya pun kemudian sedikit request untuk dikecilkan sedikit, tapi sebelum itu saya bertanya kepada Tazkia, teman yang ikut serta menemani saya ketika fitting baju "Teh ini bagus ga kalau dikecilkan lagi atau gini aja?", Tazkia pun menjawab "Sebenarnya ini udah bagus, tapi kalau kamu mau kecilkan sedikit lagi biar pas di kamu gapapa juga". 

Foto penulis ketika fitting baju melayu di the kebaya 
Foto penulis ketika fitting baju melayu di the kebaya 
Tidak perlu waktu lama kemudian baju melayu saya pun selesai sesuai apa yang saya request tadi. Kemudian saya pun langsung melunasi pembayaran karena saya merasa sudah puas dan sesuai apa yang saya inginkan.

Mengenai baju kebaya, sebenarnya saya sudah percaya dengan jahitan ibu jahit yang berada di Dumai, karena ketika perpisahan pun, saya jahit disitu dan benar-benar bagus hasil jahitannya, itu didukung juga karena pilihan bahan yang saya pilih sendiri. 

Tetapi ketika saya dikirimkan hasil kebaya punya saya, saya merasa sedikit mengganjal, sepertinya saya salah memilih model kebaya karena bahannya juga seperti tidak mendukung untuk dijahit model seperti itu.

Foto penulis ketika perpisahan mengenakan kebaya
Foto penulis ketika perpisahan mengenakan kebaya

Pelajaran yang bisa kita ambil adalah, sebelum menaruh bahan ke penjahit, kita harus melihat dulu apakah bahan yang kita inginkan  terlihat cocok dengan referensi model apa yang kita inginkan pula.

Tapi saya masih bisa mengakali hal itu. Menurut saya ini sudah sanggat  bagus dan sesuai foto yang saya kirimkan, hanya saja saya salah memilih model, tapi ketika dilihat secara keseluruhan saya merasa ini bagus. Teman saya pun berkata demikian ketika saya meminta pendapat mereka.

Ketika saya sudah berada di Dumai, saya jadi tahu bagaimana looks dari kedua style baju lebaran saya, kebaya dan melayu. Jujur saya suka sekali dengan baju lebaran yang melayu. 

Kebaya tidak kalah megah, rencananya, saya akan mengurangi sedikit ukuran yang kebaya dikarenakan masih kelihatan besar di saya. Ini disebabkan karena saat mengukur badan, saya berada di Jogja sehingga kepastian ukuran masih abu-abu.

Ketika selesai sudah permasalahan model dan baju, saya dan ibu saya harus mencari jilbab yang warna nya satu tone dengan warna baju yang sudah kita jahit. 

Sebenarnya, saya pun sudah membeli di online shop terkait jilbab untuk lebaran, tetapi ternyata setelah saya padukan antara baju kebaya dan jilbabnya terlihat kurang masuk warnanya. Ibu saya juga sudah mencari jilbab di pasar dan belum menemukan warna yang pas. Memang warna sage hijau susah dicari.  Saya akan mencari lagi ketika saya dan ibu saya memiliki waktu luang.

Untungnya baju melayu yang saya pilih dan jahit di Jogja itu sangat masuk warnanya dengan songket yang dijahit oleh ibu saya di Dumai. Ini seperti kebalikan, baju kebaya dijahit di tanah melayu sedangkan baju melayu dijahit di tanah Jawa.

Menurut saya, menjadi baju adat daerah, seperti baju kebaya dan baju kurung melayu sebagai baju lebaran sekeluarga adalah pilihan yang tepat. Ini akan memperlihatkan keluarga yang kompak dan terlihat megah lagi menawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

Nunggu Bedug Makin Seru di Bukber Kompasianer

Selain buka puasa bersama, Kompasiana dan teman Tenteram ingin mengajak Kompasianer untuk saling berbagi perasaan dan sama-sama merefleksikan kembali makna hari raya.

Info selengkapnya: KetemudiRamadan2025

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun