Zainal Abidin
Zainal Abidin Mahasiswa

Ikuti saya di Instagram @zainalabidin1453 (Mari merangkai hubungan pertemanan yang positif, membangun banyak relasi, dan saling mendukung antara sesama).

Selanjutnya

Tutup

TRADISI Pilihan

Tradisi Mandi Balimau dalam Menyambut Bulan Suci Ramadan di Sumatra Barat

9 April 2022   10:26 Diperbarui: 9 April 2022   10:29 1698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi Mandi Balimau dalam Menyambut Bulan Suci Ramadan di Sumatra Barat
Mandi Balimau di Pemandian Tirta Alami Padang Panjang (Dokpri)

Indonesia adalah sebuah negara dengan mayoritas muslim yang memiliki berbagai tradisi dalam menyambut bulan suci Ramadan. Tidak hanya kata-kata dan poster Ramadan saja yang ramai, tradisi khas menjelang Ramadan juga nggak kalah ramai. 

Ramadan selalu disambut dengan penuh suka cita oleh umat islam. Bulan yang paling ditunggu ini menjadi momen istimewa untuk dirayakan. Setiap daerah memiliki tradisi dan keunikan tersendiri dalam menyambut bulan suci Ramadan.

Di berbagai daerah di Indonesia, Ramadan disambut dengan sejumlah aktivitas. Kegiatan-kegiatan menjadi tradisi turun menurun yang masih dilakukan hingga saat ini. Tradisi menyambut Ramadan di Indonesia berinti pada mensucikan diri, saling bermaafan, dan menjalin silaturrahmi.

Bulan Ramadan memang harus disambut dengan penuh kegembiraan. Ini sesuai dengan hadist sahih yang berbunyi :

ﻣَﻦْ ﻓَﺮِﺡَ ﺑِﺪُﺧُﻮﻝِ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﺣَﺮَّﻡَ ﺍﻟﻠﻪُ ﺟَﺴَﺪَﻩُ ﻋَﻠﻰَ ﺍﻟﻨِّﻴْﺮَﺍﻥِ

“Barangsiapa bergembira dengan masuknya bulan Ramadhan, maka Allah akan mengharamkan jasadnya masuk neraka." (Nash riwayat ini disebutkan di kitab Durrat An-Nasihin).

Ada banyak bentuk “penyambutan” bulan Ramadan sebagai Tamu paling agung oleh umat Islam. Salah satu tradisi yang biasanya dilakukan masyarakat keturunan minang untuk menyambut bulan suci Ramadan adalah tradisi mandi balimau. Tadisi ini merupakan bentuk rasa syukur dan perayaan datangnya bulan Ramadan.

Muslim di Sumatra Barat menyambut Ramadan dengan tradisi Mandi Balimau. Disebut mandi balimau sendiri dari istilah minangkabau yang artinya mandi dengan jeruk limau. Tradisi ini dimaksud sebagai tanda untuk membersihkan tubuh dari ujung rambut hingga kaki sebelum mulai berpuasa.

Tradisi ini dilakukan dengan bersama-sama, baik di sungai, danau, maupun kolam. Pada artikel kali ini saya menceritakan tempat Pemandian Tirta Alami Padang Panjang yang merupakan tempat setiap tahunnya masyarakat Sumatra Barat melakukan mandi balimau. Saya sendiri juga pernah melakukan mandi balimau disini bersama keluraga sebelum datangnya bulan puasa Ramadan.

Biasanya tradisi mandi balimau ini dilakukan menjelang matahari terbenam dan diakhiri sebelum adzan magrib. Tradisi ini dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur dan kegembiraan memasuki bulan puasa dan juga merupakan simbol penyucian diri. Tradisi ini dilakukan hampir di semua daerah di Sumatra Barat. Tradisi ini juga dilakukan sebagai sarana bersilahturahmi untuk memperkuat rasa persaudaraan sesama muslim dengan saling mengunjungi dan meminta maaf.

Tradisi mandi balimau dilaksanakan dengan nama dan tata cara pelaksanaannya yang berbeda di setiap daerahnya. Akan tetapi, perbedaan itu tidak menghilangkan tujuan dan makna dari mandi balimau. Masyarakat minang dulu melakukan prosesi tata cara pelaksanaannya dengan cara mengguyur seluruh anggota tubuh. Pada prosesi mandi itu, ditambah ramuan alami yang beraroma wangi seperti jeruk limau, akar pinang, daun pandan, dan sebagainya. Yang direndam di dalam air, lalu dioleskan ke kepala. Sebelum ada sabun ramuan itu sangat bagus digunakan untuk mengangkat kotoran yang menempel dibadan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun