Berburu Takjil di "Pasar Ramadan" Lapangan Setianegara Curup
"Ayaaah! Jadi ke Lapangan?"
"Hayuk! Pakai jaket! Tuh, mendung lagi"
Sudah ashar, teriakan gadis kecilku Uni Tya mewakili saudaranya yang lain menagih janji. Yups, saat sahur aku sudah umumkan pada ketiga anakku. Sore ini bakal berburu Takjil sekalian ambil video untuk blog competition di kompasiana. Sekali jalan, semua dilewati. Haha..
Kenapa ke Lapangan? Iya, warga Kota Curup masih "latah" menyebut lokasi yang dialih fungsikan oleh Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong untuk wisata kuliner itu dengan sebutan lapangan. Tepatnya Lapangan Setianegara. Aku cerita sedikit, ya? Sebelum masuk ke urusan berburu takjil.
Sekilas Lapangan Setia Negara
Semasa aku kecil (Dekade 80-an). Lapangan setianegara adalah lokasi untuk olahraga Warga Kota Curup. Jaraknya 500 meter dari rumahku. Selain lapangan sepakbola, ada juga lapangan Basket, Lapangan Tenis dan Lapangan bola volly. Di sekeliling lapangan dibuat jalan beraspal, untuk warga yang hobi lari atau sekedar jalan santai. Setiap sore akan ramai. Apatah lagi di hari minggu.
Dalam konsep manajemen kepemimpinan, berubah pimpinan bakal berubah kebijakan. Begitu juga yang dialami oleh Lapangan setianegara. Tahun 90-an, Lapangan Sepak bola tak lagi ada. Diubah menjadi Taman Kota Curup dengan banyak tempat duduk di sisi lapangan, kemudian di tengah lapangan, tak lagi ada rumput. Disusun batako dan dilapisi pasir. Dikhususkan untuk aneka Upacara dan Acara tingkat Kabupaten Rejang Lebong.
Lapangan basket masih dipertahankan, lapangan Volly menjadi Lapangan takraw dan Lapanga tenis berubah menjadi Lapangan Bola volly. Pelaksanaan sholat Ied masih dilakukan, termasuk pasar malam. Dan setiap HUT Kabupaten dilaksanakan Pameran. Sepakbola lapangan rumput diganti dengan senam jantung sehat setiap minggu pagi.
Nah, Tahun ini adalah tahun ketiga. Lapangan Setia Negara dijadikan "Pasar Ramadhan" untuk pusat Jajanan berburu aneka Takjil selama ramadhan.