Berolahraga Saat Puasa? Lakukan Saja yang Mudah, Murah, dan Meriah!
Aturannya? Tak boleh pindah ubin, jika salah hapus lagi, jika mau pulang, bersihkan lagi! Jika tak patuhi aturan? Siap-siap saja minggu depannya, bakal "dijauhi" anak-anak yang lain. Anak-anak tanpa sadar mengenal sanksi sosial, sejak dini. Ahaay...
Lah? Kan cerita olahraga saat puasa? Sama saja! Akan seperti itu juga. Bahkan biasanya bakalan dua kali. Tak hanya minggu pagi, tapi juga menjelang berbuka. Ngabuburit versi anak-anak itu, ya bermain! Yang tidak berpuasa, tak akan berani nongol saat bermain sore hari.
Namun, sejak wabah corona membuat ketar-ketir orangtua. Kegiatan seru di halaman masjid itu, tak lagi ada. Sebagai orangtua, terkadang aku mesti tegas kan. Walau anak-anakku memaksa. Harus cari solusi, tah?
Maka, dicarilah permainan bercampur olahraga dilakukan di rumah. Tak ada main bulutangkis dan sepeda. Tapi ada berolahraga sekaligus bermain yang bisa dilakukan di rumah.
Aku dan anak-anak yang lain, akan ikut gerakan senam ala Korea itu. Berusaha mematuhi semampunya dengan segala ketidakteraturan yang tersaji. Apatah lagi, jika itu dilakukan dengan paksaan dan dibawah ancaman. Haha..
Begitu juga dengan si lelaki bungsu yang hobi bola kaki. Tapi lebih memilih jadi kiper. Karena rumahku masih memungkinkan untuk main boolakaki sebatas tendangan pinalti. Dengan sarung tangan yang mulai lusuh, akan menantang siapapun buat menguji ketangguhannya sebagai kiper. Dengan pesan sponsor, "Nendangnya jangan kuat-kuat, ya?"
Bahkan, bermain karambol atau "hom pim pah" pun, bisa menjadi tantangan. Ketika yang kalah mesti melompat, push up, skor jump atau berlari dua kali keliling rumah, kan?