Menaklukkan "Hasrat Belanja" Jelang Lebaran, Cara Meniti Senyuman di Hari Idul Fitri
Lebaran sebentar lagi, belanja Apa?
Sebagai orangtua sekaligus Ayah dari 4 orang anak, menyimak pertanyaan yang menjadi tema samber hari ke-24 ini, sejujurnya membuat pikiranku semakin kusut. Hiks...
Secara psikologis, ketika pergerakan jumlah hari kurang dari satu minggu lagi menjelang lebaran, pertanyaan itu bisa berubah menjadi mimpi buruk yang betah magang di akhir-akhir Ramadan.
Di media massa, entah media elektronik, media cetak hingga media sosial. Tiada waktu, tanpa bujukan "hayuk berbelanja!".
Suguhan berbagai produk berseliweran! Memanjakan mata dengan tawaran harga yang menggiurkan. Membuat jiwa-jiwa konsumtif yang semula terpenjara, jadi meronta-ronta.
Mulai dari bahan bangunan, setidaknya cat rumah, pakaian, hingga makanan datang bertamu di kelopak mata.
"Kalau ruang tamu diganti warna biru, keren, Yah!"
"Yah! Ada mukenah bagus. Harganya lumayan. Cocok untuk salat Id."
"Kita beli kue kering buatan Bude aja, Yah! Harganya lebih murah!"
Aih, terkadang aku berpikir. Coba aja, sesekali kita semua sepakat tak ada lebaran! Namun, itu sesuatu yang tak mungkin, ya?