3 Seni Memaknai Ramadan
Garis awal waktu berpuasa itu ditandai dengan istilah Imsyak. Istilah yang diambil dari Bahasa Arab itu bermakna "menahan".
Hal itu, diambil dari potongan makna harfiah puasa dalam (Bahasa Arab: Siam) yaitu Imsyaku anni Syaiin yang berarti "Menahan diri dari segala sesuatu". Jadi, puasa tak lagi sekadar menahan rasa lapar dan haus, kan?
Sebagian ahli fiqih menyatakan batasan dari makna menahan diri "segala sesuatu" itu adalah dari hal-hal yang membatalkan atau mengurangi nilai ibadah puasa seseorang. Semisal nafsu syahwat.
Aih, malah teoritik! Kuajukan contoh murah meriah aja, ya?
Apatah di meja makanmu saat ini masih tersisa sereguk kopi dingin, teh manis atau beragam minuman sisa berbuka puasa?
Jika bersisa, mungkinkah membiarkan barisan semut ikut serta merayakan momen berbuka? Atau, mungkinkah sisa minuman itu berakhir di tempat cuci piring?
Atau malah usaha mereka berujung duka? Ketika semut-semut itu menemukan kematian karena kekenyangan usai berpesta dari minuman sisa? Atau lagi, mereka malah tenggelam dalam bak cucian?
Aih, begitulah! Terkadang, dari yang tersisa pun. Bisa berujung nestapa, kan?
Coba semisal tak pernah ada minuman sisa? Bisa saja, komandan barisan semut itu, tak mengajak pasukannya untuk ikut serta berpesta, kan?
Itu baru minuman sisa! Bagaimana dengan sepotong bakwan yang baru terusik satu gigitan? Atau sepotong goreng pisang yang bersisa setengah?