zaldy chan
zaldy chan Administrasi

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

3 Seni Memaknai Ramadan

1 April 2023   23:24 Diperbarui: 1 April 2023   23:28 1138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
3 Seni Memaknai Ramadan
Tradisi Berbuka Puasa | foto:pixabay.com

Terkadang, Ramadan tak hanya menahan diri dari lapar dan haus, kan? Tetapi juga menahan diri dari perilaku sia-sia (mubazir).

Ketiga. Ramadan dan Seni untuk Bertahan.

Izinkan, pada poin ketiga ini, kupinjam dari kamus Art of War milik Tsun Zu. Salah satu kredo Panglima perang Tiongkok itu adalah:

"Jika kekuatan pasukanmu sedikit, maka susunlah pertahanan. Pemilik kemampuan untuk bertahan, berpeluang besar memenangi pertempuran."

Bulan Ramadan adalah ruang berlatih untuk menemukan seni bertahan. Puasa tak lagi sebagai ajang pertempuran dari rasa lapar dan haus atau menahan dan menata hawa nafsu. Tapi lebih dari itu!

Para istri mesti bertahan dari kantuk dan letih, kerena selama satu bulan mesti terjaga dini hari serta sorenya sibuk di dapur, agar anggota keluarga bisa menikmati sahur dan berbuka agar mampu menjalankan ibadah puasa dengan baik.

Para suami, bersiap untuk memastikan asap dapur selalu ngebul. Plus berpikir dan berusaha keras menyediakan dana ekstra untuk menu berbuka dengan aneka takjil bagi keluarga tercinta, di luar anggaran pengeluaran bulanan.

Anak-anak mesti bertahan dari rasa lapar, haus, letih atau rasa kantuk, ketika harus berjibaku dengan rutinitas dan tugas-tugas sekolah. Sebagai wujud cinta agar tak mengecewakan atas jerih payah orangtua.

Begitupun para pekerja di bidang jasa dan barang. Mereka dituntut untuk bertahan sebagai atasan maupun bawahan dengan tuntutan pekerjaan sembari menjalankan ibadah puasa. Tak jarang, malah kesibukan semakin bertambah di momentum Ramadan!

Susah? Pasti! Makanya, butuh sebulan latihan intensif! Dan Ramadan setiap tahun selalu ada, kan?

Anak Kecil Berbuka Puasa| foto:pixabay.com
Anak Kecil Berbuka Puasa| foto:pixabay.com
Akhirnya....

Begitulah! Ada banyak ruang bagi kita untuk memaknai Ramadan dengan cara dan menurut pemahaman diri masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun