Masjid Aljihad sebagai Destinasi Wisata Religi Masjid Nusantara
Waktu belajarnya, dimulai sebelum salat maghrib, hingga selesai salat isya. Jadi, anak-anak yang mengaji di masjid ini, diwajibkan salat berjamaah magrib dan isya.
Masa itu, anak-anak seumurku pasti belajar mengaji di Masjid atau mushala. Jadi, pergi mengaji itu, tak hanya tentang belajar membaca alquran, tapi juga kesempatan bertemu dan bermain tipis-tipis dengan teman-temanku.
Jika tak mengaji? Yo, tak akan ada teman! Kecuali teman di saat bersekolah dengan waktu terbatas. Artinya, tradisi semasa kecilku, setiap anak pasti mengaji! Entah di masjid atau mushalla.
Kedua.
Masjid Aljihad adalah tempat awalku untuk mengasah diri dan mengenal kemampuan diri.
Jamaknya tradisi keluarga Minang, bahwa anak lelaki tidurnya di surau. Maka, Masjid aljihad adalah "surau" bagiku. Seingatku, sejak kelas 3 SD, aku sudah mulai tidur di masjid. Pulang ke rumah hanya untuk makan, atau bertukar pakaian.
Nah. Jika tidur di masjid, biasanya disebut anak masjid. Dan, semua anak, memiliki tugas sesuai usia dan tingkatan sekolahnya. Semisal membersihkan ruang dalam masjid, menyapu halaman, hingga menjamin WC dan Kamar Mandi serta tempat wudhu terlihat bersih.
Selain itu, karena setiap subuh, jamaah disajikan segelas kopi atau teh, maka anak masjid yang bertanggung jawab mulai dari merebus air, meracik minuman, membagikan ke jamaah, hingga mencuci kembali hingga bersih.
Tugas lain? Tentu saja bergantian menjadi Muazin, atau latihan menjadi protokol ketika ada wirid (ceramah agama) sesudah salat magrib dan setelah salat subuh.
Aih. Pokoke itu kenangan yang tak terlupakan! Cerita lainnya, bisa baca di sini.
Ketiga.
Masjid Aljihad adalah titik awalku belajar berinteraksi, belajar administradi dan berorganisasi! Terutama di bulan Ramadan. Akan banyak kesibukan bagi anak masjid sepertiku.
Tak hanya rebutan membunyikan sirene, atau bersibuk ria menyiapkan menu berbuka bersama bagi jamaah yang berpuasa. Namun, juga terlibat di kepanitian gerakab ramadan.