Apapun Merek Dagangnya, Bakso Favorit Itu Harus Ada...
"Bakso apa yang pemalu?"
Pertanyaan ini kulemparkan di grup perpesan Komunitas Penulis Berbalas (KPB).
"Mbak Solihah dirayu Mas Zal!"
"Bakso Insecure!"
"Maem Bakso ra bayar!"
Tiga jawaban di atas, secara berurutan ditulis oleh Mbak Zahratul Mujahidah (Cekgu Jora), Mbak Siska Artati, dan Mbak Ayra Amirah.
Sebagaimana konsensus tak tertulis. Jawaban tebakan, mesti selalu salah, kan? Jadi, kuputuskan menunggu jawaban dari yang lain. Haha...
Daripada bengong menunggu, aku tulis aja tema samber 2023 hari 24 tentang Bakso Favorit Nusantara, ya?
Pada awalnya, Bakso Favorit Itu jika...
Jika disebut bakso. Nyaris semua lapisan usia akan suka, tah? Paling-paling berbeda cara memakannya.
Bagi anak usia balita, cara penyajian pentol bakso dipotong kecil-kecil, atau sengaja dibikin pentol bakso ukuran kecil. Agar tak tercekik jika memakannya.
Bagi remaja atau orang dewasa beda lagi! Ada kecenderungan, sajian tak biasa malah lebih diminati. Mulai dari bentuk, rasa atau cara penyajian, hingga pilihan tempat.
Bagi yang melewati level dewasa? Asumsi, menggunakan kredo: apa aja, sing penting gak keras bila dimakan. Jika perlu, saat masuk ke mulut, sejenak oper kiri-kanan, langsung bisa ditelan.
Jadi. Unsur pertama yang mesti dipenuhi adalah: Rasa Suka!
Tak Sulit Menentukan Bakso Favorit, bila...
Menikmati bakso itu, tak melulu tentang selera lidah. Namun, ada alasan-alasan lain, kemudian menjadikan Bakso itu favorit.
Misalnya, sebut saja Warung Bakso Panghegar milik Mang Imin di Dwi Tunggal, ternyata adalah tempat nge-date pertama pembaca dengan pasangan?
Atau, sebut saja Warung Bakso Solo yang ada di dekat Lapangan, adalah tempat pertemuan terakhir dengan kekasih pembaca, yang sekarang sudah menjadi ibunya anak-anak?
Atau lagi, sebut saja Warung Bakso Muncul! Tak hanya dengan alasan karena pemiliknya yang ramah. Tapi, karena tempatnya persis berada di sebelah rumah?
Atau malah, karena momentum saat menikmatinya? Ketika hari hujan, ketika hadiri ulang tahun teman, saat baru gajian, atau gegaara gratisan? Ahaaay....
Artinya, bakso favorit itu, bukan saja tentang cita rasa, tapi ada alasan-alasan tak kasat mata yang mengajak dan membujuk kita kembali ingin menikmatinya.
Apapun Merek Dagangnya, Bakso Favorit Itu Harus Ada....
Poin ini, sepenuhnya hasil wawancanda antara aku dengan anak-anak. Dikatakan Bakso favorit, jika....
Pertama. Ada Pilihan Bahan Dasar Bakso.
Di kampungku, setidaknya ada tiga bahan campuran bakso: Daging Ikan, Daging Ayam, hingga Daging Sapi.
Nah, campuran bahan ini, bisa menjadi titik rujukan bakso favorit, tah? Di keluargaku sendiri, berbeda-beda pilihan rasa.
Kedua. Ada Pilihan Sensasi Rasa.
Umumnya, rasa bakso itu mirip-mirip, kan? Nah, sensasi rasa menjadi unsur penentu bakso itu favorit atau tidak. Sensasi itu, tak hanya campuran bahan dasar, tapi varian isi bakso.
Ada yang suka Bakso Orisinil, Ada Bakso Telor (telor bebek, telor ayam, atau telor puyuh), Bakso Urat, atau Bakso Mercon (isi cabai rawit), hingga bakso lava dan beranak pinak!
Ketiga. Ada pilihan bonus topping
Keberadaan bonus topping pada semangkok bakso, bisa saja menjadi alasan penentuan bakso itu favorit atau tidak.
Ada kalanya, pedagang bakso menambahkan bonus topping berupa: irisan tahu, potongan bakwan, bakso goreng, tetelan hingga ceker dan leher ayam! Aih....
Keempat. Layanan dan Suasana.
Nah, ini juga jadi alasan kenapa bakso itu favorit. Bayangkan damainya, jika kita datang, dihadiahi senyuman, ditanyakan dengan seksama menu yang dipesan, plus disajikan dengan cara elegan?
Apatah lagi, jika tempat bakso itu, berada di tepian danau yang kerap disinggahi burung-burung bangau. Atau menikmati bakso sambil lesehan di pinggir sungai yang dialiri air bersih dan jernih?
Akhirnya....
Menurutku, untuk menentukan bakso favorit itu, tak hanya tentang cita rasa yang maknyus di lidah. Namun, juga alasan-alasan penting tak penting lainnya. Seumpama: genangan kenangan?
"Kenapa tak bahas harga, Bang?"
"Duh. Secara kiramologiku, jika bicara rasa, harga jadi prioritas berikutnya, kan?
"Kalo harga baksonya mahal?"
"Mahal itu, tergantung ada tidaknya uang. Setinggi apapun harga, tidak akan mahal jika ada uang. Sebaliknya, semurah apapun harganya, jika tak ada uang akan terasa mahal".
Demikianlah. Alasan ini dan itu bakso favorit versiku. Bisa jadi. Para pembaca, punya pilihan dan alasan berbeda, kan?
Oh, iya. Sebelum lupa. Ada yang tahu jawaban dari pertanyaanku tadi:
"Bakso apa yang pemalu?"
Curup, 24.04.2023
zaldy chan