[Renungan Ramadan] Jangan Jadi Hamba yang Merugi! (Part 1)
Bulan Ramadan yang mulia kembali mendatangi kita. Muslim dunia kembali menyambutnya dalam masa pandemi yang belum berakhir. Seperti baru kemarin kita berpisah dengan bulan ini dan menyambut suka cita Eidul Fitri dalam suasana pandemi seadanya. Ya, kurang meriah dari tahun-tahun sebelumnya, meski kesakralannya tidak pernah berubah. Secepat detik berganti, hari ini kita kembali dipertemukan dengan bulan turunnya al-Quran. Apapun keadaannya, patutlah kita bersyukur masih diberiNya kesempatan meraih berbagai keutamaan di dalamnya.
Sejatinya kita selalu lupa, bahwa sesungguhnya Allah menyimpan rahasia di balik usia kita yang masih 'bertahan'. Selama setahun belakangan, mari sejenak kita renungkan, betapa banyak nyawa yang Allah panggil ke sisiNya; tidak diberiNya kesempatan tambahan untuk bertemu Ramadan. Semoga Allah merahmati mereka. Kita hari ini masih diberiNya "extra-time" untuk bertemu Ramadan, bulan penuh ampunan. Setidaknya, Allah masih ingin melihat kita bersimpuh mengharap ampunanNya. Gugurkanlah dosa-dosa kita di bulan istimewa ini, sebab jika Ramadan berlalu tapi dosa kita tak kunjung diampuni, (wallahi, rugi!) niscaya kita akan semakin jauh dari Allah. Jangan jadi hamba yang merugi!
Hidup Kita dalam Penantian Ramadan
Sebelas bulan yang kita jalani di luar Ramadan, kerap kali kita anggap bulan biasa yang normal dijalani semestinya. Namun kita lupa bahwa kita amat sangat bergantung pada satu bulan mulia ini. Para ulama terdahulu, sebagaimana disebutkan oleh Imam Ibnu Rajab, senantiasa mengisi usia mereka tanpa melupakan Ramadan.
كَانُوا يَدْعُوْنَ اللهَ سِتَّةَ أَشْهُرٍ أَنْ يُبَلِّغَهُمْ شَهْرَ رَمَضَانَ ثُمَّ يَدْعُوْنَ اللهَ سِتَّةَ أَشْهُرٍ أَنْ يَتَقَبَّلَهُ مِنْهُمْ
"Separuh tahun menjelang Ramadan, mereka berdoa agar dapat dipertemukan dengan bulan penuh barokah ini. Separuh tahun setelah Ramadan, mereka senantiasa berdoa agar segala amalan Ramadan tahun ini dapat diterima Allah".
Bayangkan jika hal ini juga kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Betapa mulianya usia yang kita jalani. Apapun bakal-dosa yang terbesit di pikiran kita, akan seketika terhempas karena kita ingat betapa menyesalnya saat kita tidak diizinkan bertemu Ramadan tahun depan. Sebaliknya, sepatutnya kita menyadari bahwa kita sangat membutuhkan Ramadan. Ambillah peluang emas ini selagi masih diberi panjang usia. Jangan jadi hamba yang merugi!
Ramadan Bulan Panen
Selain sebagai bulan mulia yang penuh maghfirah, Ramadan juga 'bulan panen' bagi setiap muslim yang beriman. Imam Abu Bakar al-Balkhi menyatakan, "Rajab adalah bulan menanam, sedangkan Sya'ban ialah bulan menyirami, dan Ramadan adalah bulan panen". Bagaimana tidak, segala amal kebajikan kita akan dilipatgandakan pahalanya. Pahala kebaikan yang tidak mampu diprediksi manusia sebagai hasil kalkulatif. Pahala yang hanya Allah sebagai penentunya. Rasulullah ﷺ pernah menyampaikan sebuah Hadis Qudsi,
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلا الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ
"Segala amal perbuatan anak cucu Adam adalah untuknya sendiri, kecuali puasa, itu adalah untukKu. Aku yang akan memberinya ganjaran khusus". [HR. Bukhari dan Muslim]